
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan smart city Tanjungpinang saat rapat paripurna DPRD pada 2 September 2025. Dalam agenda penyampaian Nota Pengantar KUA-PPAS APBD Tahun Anggaran 2026, ia menyampaikan bahwa pembangunan kota akan diarahkan pada konsep kota pintar yang inklusif, berbudaya, dan berdaya saing.
Lis menyebut, penyusunan dokumen KUA-PPAS berlandaskan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026 dan mengacu pada Permendagri Nomor 90 Tahun 2019. Menurutnya, pembangunan tidak hanya berorientasi pada infrastruktur digital, tetapi juga menekankan kolaborasi sosial, budaya, dan partisipasi aktif masyarakat. Dengan demikian, smart city Tanjungpinang diharapkan mampu menjawab tantangan modern sekaligus menjaga identitas lokal.
Fokus Pembangunan Inklusif dan Berbudaya
Dalam paparannya, Lis menegaskan pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam mengawal kebijakan pembangunan. APBD 2026 diarahkan untuk mendukung layanan publik berbasis teknologi, peningkatan konektivitas digital, serta penyediaan data terpadu yang bisa diakses masyarakat. Upaya ini menjadi bagian integral dalam mempercepat terwujudnya smart city Tanjungpinang yang benar-benar menyentuh kebutuhan warga.
Selain itu, aspek kebudayaan tetap mendapat porsi penting. Lis menilai, transformasi digital tidak boleh mengikis jati diri masyarakat Tanjungpinang yang kaya tradisi. Karena itu, kebijakan pembangunan akan selalu mempertimbangkan keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan pelestarian budaya lokal. Pendekatan inklusif juga menjadi landasan, di mana semua kelompok masyarakat diberi ruang berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan kota.
Baca juga : Rapat Usulan Hibah 2026 Tanjungpinang Fokus Akurasi Data
Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota DPRD yang telah mendukung penyusunan KUA-PPAS. Ia berharap, dokumen anggaran 2026 bisa benar-benar menghadirkan program-program yang pro-rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan. Ke depan, pemerintah berkomitmen menjalin kerja sama lintas sektor, termasuk akademisi, dunia usaha, dan komunitas lokal, untuk memperkuat konsep smart city Tanjungpinang.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan publik, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Dengan sinergi yang kuat, Tanjungpinang berpotensi menjadi model kota pintar yang inklusif di tingkat regional. Visi besar ini menegaskan bahwa transformasi digital harus mampu menciptakan dampak nyata bagi masyarakat, tanpa meninggalkan nilai budaya yang sudah menjadi identitas kota. Dengan begitu, smart city Tanjungpinang benar-benar dapat terwujud sebagai kota modern, humanis, dan berdaya saing tinggi.