
GPM Pangan Murah digelar di halaman kantor kecamatan Tanjungpinang Kota dengan penyaluran 1 ton beras SPHP dan 300 liter Minyakita. Program ini menyasar rumah tangga yang terdampak kenaikan biaya hidup, memberi alternatif harga di bawah pasar, serta memastikan pasokan tersedia saat fluktuasi terjadi. Mekanisme antrean diatur bernomor urut, pembelian dibatasi per orang, dan stok dibagi bertahap agar pemerataan tercapai hingga acara usai.
Untuk memperluas manfaat, panitia menyiapkan opsi bayar tunai maupun nontunai, sekaligus melibatkan UMKM yang menjual gula dan telur. Informasi sisa stok diumumkan berkala sehingga warga mengetahui ketersediaan komoditas tanpa perlu kembali mengantre. Dengan tata kelola yang rapi, GPM Pangan Murah diharapkan menjadi rujukan intervensi harga yang efisien dan tepat sasaran bagi keluarga berpendapatan tetap.
Rincian Harga dan Tata Laksana Distribusi
Harga beras SPHP kemasan 5 kilogram dipatok sekitar Rp55.000, sedangkan Minyakita Rp14.000 per liter, selisih nyata dibanding harga kios. Kuota dua kemasan per orang diberlakukan untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat, sementara jalur khusus lansia membantu mempercepat layanan. Relawan menertibkan antrean, memeriksa data, dan mengarahkan warga ke loket pembayaran. Transparansi diterapkan lewat papan informasi yang memperbarui jumlah stok per jam agar proses tetap tertib.
Pengelola menekankan tiga prinsip pelaksanaan: keterjangkauan, kedekatan, dan disiplin. Keterjangkauan terlihat dari selisih harga yang langsung menurunkan pengeluaran dapur. Kedekatan diwujudkan dengan lokasi layanan di kecamatan sehingga mudah diakses pejalan kaki. Disiplin dijaga melalui pembatasan pembelian serta pencatatan digital transaksi. Langkah ini memperkuat persepsi publik bahwa skema bantuan bukan sekadar bagi-bagi komoditas, melainkan instrumen stabilisasi yang akuntabel. Dalam bingkai tersebut, GPM Pangan Murah berfungsi sebagai jaring pengaman yang adaptif menghadapi gejolak.
Baca juga : Gerakan Pangan Murah Kodim 0315 dan Bulog
Intervensi harga pangan di tingkat kota berkontribusi menahan tekanan inflasi kelompok makanan, khususnya saat pasokan beras dan minyak goreng ketat. Selisih harga memungkinkan rumah tangga mengalihkan dana untuk kebutuhan lain sehingga daya beli lebih terjaga. Efek demonstrasi juga muncul: pedagang sekitar cenderung menahan kenaikan ekstrem karena konsumen memiliki alternatif yang kredibel. Data penjualan dari lokasi menjadi dasar pemetaan permintaan dan evaluasi titik layanan yang paling efektif.
Pemerintah menyiapkan rangkaian kegiatan di beberapa kecamatan dengan fokus pada ketepatan proyeksi stok, kecepatan layanan, dan keterhubungan pembayaran nontunai. Kolaborasi dengan UMKM dipertahankan untuk memperkuat rantai pasok lokal dan menambah pilihan komoditas. Edukasi belanja bijak serta informasi gizi akan disisipkan agar program menambah nilai manfaat kesehatan keluarga. Dengan implementasi yang konsisten, GPM Pangan Murah diharapkan menjaga stabilitas harga, meredam ruang spekulasi, dan memperkuat ketahanan pangan rumah tangga secara berkelanjutan.