
Estimated reading time: 4 minutes
Setiap tahunnya, World TB Day atau Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati untuk mengingatkan dunia bahwa TB masih menjadi ancaman serius. Meski dapat dicegah dan disembuhkan, TB masih merenggut jutaan nyawa. Hari peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan seruan untuk bertindak.
Table of contents
- Apa Itu World TB Day?
- Mengapa Hari Tuberkulosis Sedunia Masih Relevan?
- Tema World TB Day 2025: Yes! We Can End TB
- Fakta Singkat Tentang Tuberkulosis
- Upaya Global dan Nasional Mengatasi TB
- Peran Individu dalam Mendukung World TB Day
- Edukasi Melalui Media Sosial
- Kampanye di Sekolah dan Komunitas
- Kisah Inspiratif: Penyintas TB Menjadi Aktivis
- Hari Tuberkulosis Sedunia Menjadi Harapan 2030
- Kesimpulan
Apa Itu World TB Day?
World TB Day adalah momen penting secara global yang diperingati setiap 24 Maret. Hari ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya tuberkulosis atau Hari Tuberkulosis Sedunia, yang masih menjadi masalah serius kesehatan masyarakat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan hari ini sebagai upaya global untuk meningkatkan kesadaran, mendorong diagnosis dini, dan menghapus stigma yang melekat pada penderita TB.
Mengapa Hari Tuberkulosis Sedunia Masih Relevan?
Meskipun kemajuan medis telah membawa perubahan besar, TB masih menjadi penyebab kematian infeksius terbesar kedua setelah COVID-19. Berdasarkan data WHO:
- Lebih dari 10 juta orang terinfeksi TB setiap tahunnya
- Sekitar 1,6 juta orang meninggal dunia akibat TB pada tahun 2023
- Hampir 50% penderita TB tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan pengobatan yang tepat
Peringatan World TB Day menjadi bukti bahwa penyakit TB belum hilang. Meskipun ada pengobatan, peringatan ini menunjukkan bahwa kesadaran akan Hari Tuberkulosis Sedunia masih dibutuhkan untuk mengurangi kasus baru secara signifikan.
Tema World TB Day 2025: Yes! We Can End TB

Tahun ini, tema “Yes! We Can End TB” digaungkan secara global. Tema ini membawa pesan optimisme dan ajakan untuk kolaborasi. Artinya, penghapusan TB bukan hanya tugas tenaga medis, tapi juga masyarakat, komunitas, dan pemangku kebijakan.
Fakta Singkat Tentang Tuberkulosis
Fakta | Keterangan |
---|---|
Penyebab | Bakteri Mycobacterium tuberculosis |
Penularan | Lewat udara (batuk, bersin) dari penderita aktif |
Gejala | Batuk lebih dari 2 minggu, demam, berkeringat malam, penurunan berat badan |
Pengobatan | Obat anti-TB selama 6–9 bulan |
Pencegahan | Vaksin BCG, etika batuk, isolasi kasus aktif, skrining berkala |
Dalam rangka World TB Day, penting untuk mengetahui fakta dasar tentang tuberkulosis. Ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait Hari Tuberkulosis Sedunia.
Upaya Global dan Nasional Mengatasi TB
Banyak negara termasuk Indonesia sudah menetapkan roadmap untuk eliminasi TB pada 2030. Strategi ini mencakup:
- Deteksi dini melalui teknologi GeneXpert
- Pengobatan gratis melalui program DOTS
- Pemantauan rutin oleh kader kesehatan
- Edukasi masyarakat di sekolah dan komunitas
Namun, tantangan tetap ada: keterbatasan akses di daerah terpencil, stigma sosial, dan kurangnya pengetahuan masih menjadi batu sandungan.
Peran Individu dalam Mendukung World TB Day
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tak hanya milik pemerintah atau organisasi. Setiap individu bisa berkontribusi melalui:
- Meningkatkan literasi tentang TB
- Menghindari perilaku diskriminatif terhadap penderita
- Mengikuti skrining TB jika memiliki kontak erat
- Menyebarkan informasi positif di media sosial
- Mendukung kampanye TB di komunitas lokal
Tidak hanya pemerintah, setiap individu bisa menjadi bagian dari World TB Day. Dengan ikut menyuarakan pesan Hari Tuberkulosis Sedunia, kita membantu mendorong eliminasi TB dari masyarakat sekitar kita.
Edukasi Melalui Media Sosial
Media sosial kini menjadi alat penting untuk menyuarakan kampanye kesehatan. Tagar-tagar populer seperti:
- #WorldTBDay
- #HariTBCSedunia
- #EndTBC
- #StopStigma
- #YesWeCanEndTB
…digunakan oleh ribuan orang di seluruh dunia untuk menyebarkan informasi valid dan menginspirasi perubahan.
Kampanye di Sekolah dan Komunitas
Edukasi sejak dini penting. Sekolah menjadi tempat strategis untuk memperkenalkan isu kesehatan termasuk TB. Banyak kampanye dilakukan melalui:
- Lomba poster TB
- Drama kesehatan
- Ceramah interaktif
- Simulasi etika batuk
Semua bertujuan membentuk generasi sadar kesehatan.
Kisah Inspiratif: Penyintas TB Menjadi Aktivis
Salah satu kekuatan dalam kampanye TB adalah testimoni penyintas. Banyak di antara mereka yang sembuh, lalu menjadi relawan, bahkan aktivis. Mereka menyuarakan bahwa TB bukan kutukan, tapi tantangan yang bisa diatasi dengan pengetahuan, pengobatan, dan dukungan.
Hari Tuberkulosis Sedunia Menjadi Harapan 2030
WHO menargetkan eliminasi TB pada tahun 2030. Ini bukan impian kosong, tetapi target yang dapat dicapai jika:
- Pendanaan ditingkatkan
- Riset vaksin dan terapi dipercepat
- Deteksi dan pelaporan kasus diperluas
- Komunitas lokal diberdayakan
Target besar dari Hari Tuberkulosis Sedunia adalah mendukung misi global “End TB 2030.” Jika momentum seperti Hari Tuberkulosis Sedunia dimanfaatkan optimal, maka eliminasi total bukan sekadar harapan, tapi kenyataan.
Kesimpulan
World TB Day adalah lebih dari sekadar hari peringatan. Ini adalah pengingat bahwa perjuangan melawan TB belum usai. Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, dunia bisa mencapai harapan bersama: TB bukan lagi momok mematikan, melainkan sejarah yang kita tinggalkan bersama.
Mari jadi bagian dari perubahan. Mulai dari diri sendiri. Sebarkan pengetahuan. Dukung kampanye. Karena TB bisa kita akhiri—Yes! We Can End TB.