Masterlima
Insiden mengejutkan terjadi pada Jumat pagi, 18 Juli 2025, di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Seorang pemuda berusia 22 tahun berinisial Yoga nekat terjun dari Jembatan Dompak sekitar pukul 05.00 WIB. Aksi berbahaya tersebut membuat geger warga dan memicu aksi penyelamatan oleh tim gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Tanjungpinang serta Basarnas. Beruntung, Yoga berhasil bertahan dengan berpegangan pada tiang penyangga jembatan di bawah permukaan laut.
Menurut laporan awal, Yoga datang ke lokasi bersama dua temannya. Mereka bertiga duduk di pembatas jembatan sebelum Yoga tiba-tiba berdiri dan melompat tanpa alasan yang jelas. Rekan-rekannya yang panik langsung meminta pertolongan warga dan menghubungi petugas. Dalam kondisi masih gelap, penyelamatan Yoga berlangsung dramatis dan menegangkan.
Tim SAR menyisir area bawah jembatan menggunakan perahu karet dan lampu sorot. Setelah hampir dua jam berlalu, Yoga akhirnya ditemukan masih memegang erat salah satu tiang penyangga jembatan. Ia tampak lemas dan tidak banyak bicara. Proses evakuasi dilakukan dengan bantuan perahu nelayan yang kebetulan melintas. Yoga kemudian dibawa ke RSUD Raja Ahmad Tabib untuk mendapatkan perawatan medis.
Komandan Regu DPKP Tanjungpinang, Anton, mengatakan bahwa Yoga saat itu menunjukkan tanda-tanda pengaruh alkohol. Ketika ditanya motif aksinya, ia mengaku mendapat “bisikan” yang menyuruhnya melompat. “Dia terlihat linglung dan seperti tidak sadar penuh. Mulutnya tercium bau alkohol,” ungkap Anton. Pernyataan serupa juga disampaikan Kapolsek Tanjungpinang Barat, AKP Suardi, yang ikut dalam proses evakuasi. Hingga kini, pihak berwenang belum mengonfirmasi apakah Yoga akan dikenakan proses hukum atau mendapatkan penanganan rehabilitatif.
Kondisi Pasca-Evakuasi dan Dugaan Motif
Yoga saat ini masih dirawat dan dalam pengawasan pihak rumah sakit. Meski secara fisik hanya mengalami luka ringan di tangan akibat berpegangan pada tiang jembatan selama dua jam, kondisi mentalnya sedang dalam evaluasi lebih lanjut. Keluarga korban telah dihubungi dan turut mendampingi proses pemulihan. Berdasarkan informasi dari kepolisian, belum ada indikasi bahwa tindakan Yoga dilatarbelakangi masalah keluarga atau tekanan sosial yang spesifik. Namun, dugaan kuat mengarah pada pengaruh alkohol dan kondisi psikologis tidak stabil saat kejadian.
Kejadian ini menyita perhatian masyarakat, terutama di media sosial. Banyak warganet menyoroti pentingnya kesadaran akan kesehatan mental di kalangan anak muda, serta bahaya konsumsi alkohol berlebihan. Beberapa juga mengapresiasi kesigapan tim penyelamat yang berhasil mengevakuasi korban dengan selamat meski dalam kondisi terbatas. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih terus mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan akan memutuskan langkah hukum setelah hasil observasi psikologis korban selesai.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa tindakan nekat seperti ini bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Penting bagi lingkungan sosial untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku yang ekstrem, khususnya pada kalangan muda. Kesigapan aparat dan kolaborasi warga seperti yang terjadi dalam kasus ini menjadi contoh baik dalam merespons situasi darurat.
