
Pemerintah Kota Tanjungpinang resmi menjalin kerja sama dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dalam upaya pelestarian seni bina warisan budaya Melayu. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat dokumentasi, penelitian, serta konservasi bangunan cagar budaya yang menjadi identitas arsitektur khas kawasan Melayu, khususnya di Tanjungpinang.
Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam menyelamatkan kekayaan sejarah yang ada di kota pesisir tersebut. Melalui pendekatan ilmiah dan teknologi, Pemko Tanjungpinang ingin memastikan bahwa warisan budaya lokal tetap hidup di tengah gempuran modernisasi.
Kolaborasi strategis pelestarian warisan budaya
Pertemuan antara Pemko Tanjungpinang dan pihak UTM berlangsung pada pertengahan Juli 2025. Dalam dialog tersebut, kedua pihak membahas langkah-langkah teknis pelestarian seni bina Melayu yang mencakup rumah tradisional, masjid tua, istana, hingga makam kuno.
Salah satu agenda utama dalam kerja sama ini adalah pemetaan kawasan bersejarah di Tanjungpinang yang memiliki nilai arsitektur tinggi. Data yang dikumpulkan akan diolah menggunakan teknologi modern seperti fotogrametri, pemindaian 3D, dan sistem informasi geografis (GIS). Semua upaya ini diarahkan untuk membentuk katalog digital yang menyimpan data visual dan naratif mengenai cagar budaya Melayu di Tanjungpinang.
Pemko Tanjungpinang menyatakan bahwa pelestarian tidak bisa dilakukan sendiri. Dukungan akademisi, tokoh masyarakat, serta lembaga budaya dibutuhkan agar pendekatan yang digunakan bersifat kolaboratif dan berkelanjutan. UTM sebagai lembaga pendidikan yang memiliki spesialisasi dalam konservasi seni bina Melayu akan mendampingi proses ini secara langsung, termasuk dengan mengirimkan tenaga ahli dan mahasiswa untuk turun ke lapangan.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari warga dan komunitas budaya lokal. Mereka menilai bahwa pelestarian seni bina bukan hanya soal fisik bangunan, tetapi juga soal mempertahankan jati diri masyarakat Melayu yang selama ini menjadi ciri khas Tanjungpinang.
Tujuan jangka panjang dan dampaknya bagi generasi muda
Selain konservasi fisik, kerja sama ini juga diarahkan untuk membangun kapasitas generasi muda dalam memahami dan melestarikan budaya. Pelatihan, seminar, serta program magang akan diadakan sebagai bagian dari kegiatan bersama antara Pemko dan UTM. Harapannya, lahir generasi baru yang tidak hanya memahami nilai sejarah seni bina, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks modern.
Dalam jangka panjang, Pemko Tanjungpinang menargetkan agar beberapa kawasan cagar budaya dapat diusulkan sebagai warisan nasional, bahkan ditargetkan masuk dalam daftar nominasi UNESCO. Hal ini sejalan dengan upaya menjadikan Tanjungpinang sebagai pusat budaya Melayu yang tidak hanya penting secara lokal, tetapi juga diakui secara internasional.
Baca juga : Sekda Zulhidayat Buka Pelatihan Bahasa Resmi Pemko Tanjungpinang
Kolaborasi ini juga diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru melalui sektor pariwisata budaya. Kawasan heritage yang dirawat dengan baik bisa menjadi daya tarik wisata edukatif, sementara pelaku UMKM dapat diberdayakan untuk memproduksi suvenir dan kerajinan berbasis motif dan bentuk seni bina Melayu.
Dengan berbagai program yang disiapkan, kerja sama Pemko Tanjungpinang dan UTM untuk melestarikan seni bina Melayu dipandang sebagai terobosan penting yang menyatukan kekuatan pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam satu visi: menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan bermanfaat lintas generasi.