Banjir Rob Tanjungpinang kembali melanda sejumlah wilayah pesisir sejak akhir pekan, menyebabkan genangan air laut setinggi 5 hingga 20 sentimeter di permukiman warga. Fenomena pasang maksimum yang dipicu fase bulan serta kondisi meteorologis membuat kenaikan air berlangsung cepat dan merendam ruas jalan, halaman rumah, serta sejumlah fasilitas umum. Warga yang tinggal di wilayah rendah mengaku harus mengungsi sementara barang-barang penting ke tempat lebih tinggi. Kejadian ini memperlihatkan bahwa Banjir Rob Tanjungpinang kembali menjadi ancaman musiman yang perlu diantisipasi lebih serius.
Situasi di lapangan menunjukkan sebagian masyarakat terpaksa menghentikan aktivitas harian akibat akses jalan terputus oleh genangan. Para pedagang di beberapa lokasi memilih menutup kios lebih awal karena air mulai memasuki area usaha. Pemerintah kota juga mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak memarkir kendaraan di titik rawan dan tetap memantau perkembangan cuaca. Dengan potensi pasang yang diperkirakan masih berlangsung, Banjir Rob Tanjungpinang menjadi fokus perhatian layanan darurat dan aparat kelurahan untuk memastikan keselamatan warga.
Wilayah Terdampak dan Kondisi Terkini
Sejumlah kelurahan dilaporkan terdampak cukup serius, di antaranya Kampung Bugis, Kampung Bulang, Senggarang, Tanjung Unggat, dan beberapa kawasan pesisir lainnya. Genangan air bervariasi, mulai dari tipis hingga mencapai betis orang dewasa, terutama saat puncak pasang. Warga yang bekerja di sekitar pelabuhan juga mengalami hambatan karena beberapa titik akses terendam, sehingga aktivitas bongkar muat harus ditunda. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana Banjir Rob Tanjungpinang memberi dampak langsung pada pergerakan ekonomi masyarakat pesisir.
BMKG memperingatkan bahwa fenomena pasang maksimum dapat berlangsung hingga pertengahan Desember akibat pengaruh fase bulan. Pemerintah kota dan BPBD Tanjungpinang melakukan pemantauan harian dan menyiagakan personel untuk membantu warga jika kondisi semakin buruk. Meski tidak menimbulkan kerusakan besar, banjir rob tetap menjadi ancaman bagi rumah-rumah panggung yang sudah rapuh serta bagi aktivitas pendidikan di wilayah rendah. Oleh karena itu, Banjir Rob Tanjungpinang menuntut penanganan terpadu agar tidak mengganggu stabilitas kegiatan masyarakat dalam jangka panjang.
Baca juga : Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang dan Data Terkini
Pemerintah kota mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama pada jam-jam puncak pasang. Warga diminta mengamankan dokumen penting, mematikan listrik ketika air mulai masuk rumah, serta memastikan anak-anak tidak bermain di area genangan demi keselamatan. Upaya gotong royong dilakukan untuk membersihkan saluran air sehingga aliran pasang dapat mereda lebih cepat. Sosialisasi juga digencarkan agar warga memahami pola pasang surut dan mengetahui kapan harus mengungsi sementara.
Tim BPBD menyiapkan titik evakuasi darurat apabila ketinggian air meningkat signifikan. Selain itu, pelaku usaha di area pesisir dihimbau memperkuat struktur bangunan untuk meminimalisir kerusakan. Dalam jangka panjang, pemerintah merencanakan peningkatan kualitas drainase dan pembangunan penghalang air di kawasan rentan. Dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat, dampak Banjir Rob Tanjungpinang diharapkan dapat ditekan sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi fenomena rob yang kian sering terjadi.







