Oskar Sihombing
Tertib Lalu Lintas menjadi fokus Sat Lantas Polresta Tanjungpinang dalam kampanye lapangan yang digelar di kantong mobilitas pagi dan sore. Personel menyapa pengemudi, berdialog singkat, dan mengingatkan helm SNI, sabuk keselamatan, batas kecepatan, serta larangan gawai saat berkendara. Pendekatan humanis dipilih agar pesan keselamatan mudah diterima, sembari meningkatkan kepercayaan publik terhadap kehadiran polisi lalu lintas. Sosialisasi dilakukan berjenjang melalui pangkalan pelabuhan, ruas kota, hingga sekolah dasar dan menengah.
Selain pengawasan rutin, petugas menata ulang titik penyeberangan dan menambah rambu sementara di ruas padat aktivitas. Pola operasi menyesuaikan arus harian, dengan penekanan pada jam sibuk dan lokasi rawan pelanggaran. Melalui pendekatan ini, Tertib Lalu Lintas diposisikan sebagai budaya bersama, bukan sekadar tindakan saat razia. Target jangka pendeknya menurunkan pelanggaran kasat mata, sementara target menengah mengurangi angka kecelakaan dan memperlancar arus kendaraan di pusat kota.
Strategi Edukasi, Penertiban, dan Teknologi
Sat Lantas menggabungkan edukasi tatap muka, patroli bergerak, dan razia selektif berbasis data. Pagi hari, petugas turun ke pangkalan ojek dan titik antar-jemput sekolah untuk menjelaskan etika berhenti, jarak aman, serta pentingnya lampu utama menyala. Siang hingga sore, penertiban diarahkan pada pemakaian helm, marka kuning, dan larangan melawan arus. Tertib Lalu Lintas diperkuat lewat materi “Polisi Sahabat Anak” dan “Police Go To School” agar pelajar memahami rambu sejak dini dan ikut mengingatkan orang tua di rumah.
Di sisi teknologi, kamera ponsel dinas dipakai mencatat pelanggaran kasat mata, sementara laporan warga melalui kanal resmi membantu memetakan pola kerawanan. Koordinasi dengan dinas perhubungan memastikan marka yang pudar segera dicat ulang serta lampu lalu lintas bermasalah ditangani cepat. Evaluasi mingguan memadukan data tilang, teguran, dan insiden kecil untuk menentukan prioritas minggu berikutnya. Dengan siklus ini, pesan keselamatan tidak berhenti pada sosialisasi, melainkan bertransformasi menjadi kebiasaan aman di jalan. Tertib Lalu Lintas diharapkan melekat dalam rutinitas wargakota.
Baca juga : Marak Sie Jie Tanjungpinang Perlu Aksi Terukur
Program menekankan perubahan perilaku melalui contoh positif. Komunitas pengemudi, karang taruna, dan pengelola sekolah diajak membuat pos edukasi singkat di jam berangkat serta pulang. Pelaku usaha sekitar simpang padat menyediakan tempat parkir sementara untuk mengurangi hambatan arus. Di permukiman, satuan keamanan lingkungan membantu mengingatkan penggunaan helm bagi pengendara jarak dekat yang kerap abai. Tertib Lalu Lintas juga disisipkan dalam kegiatan car free day untuk menyasar pejalan kaki dan pesepeda.
Ke depan, pengawasan akan dipadukan dengan uji emisi berkala dan inspeksi lampu–ban pada kendaraan layanan publik. Targetnya, menekan kecelakaan akibat rem aus, ban botak, atau lampu mati. Sanksi tetap diberlakukan bagi pelanggaran berat, namun jalur pembinaan diprioritaskan untuk pelanggaran ringan yang dapat diperbaiki di tempat. Laporan triwulanan dipublikasikan agar masyarakat memantau progres dan ikut memberi masukan. Dengan kolaborasi multipihak serta disiplin data, Tertib Lalu Lintas diyakini menjadi kultur kota yang menjaga keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran mobilitas Tanjungpinang.
