
Dalam razia rutin, Lapas Tanjungpinang amankan barang terlarang yang berhasil ditemukan di blok hunian warga binaan. Barang bukti yang diamankan meliputi ponsel Android, belasan pisau cukur, gulungan kabel listrik, hingga kipas angin rusak yang disimpan tanpa izin. Penemuan ini memperlihatkan bahwa masih ada upaya penyelundupan meski pengawasan ketat terus dilakukan.
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang, Bejo, menyebut razia ini merupakan bagian dari langkah deteksi dini untuk mencegah gangguan keamanan. Bersama Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) Aldi, razia dilaksanakan menyisir kamar hunian satu per satu. Seluruh warga binaan bersikap kooperatif, sehingga operasi berlangsung kondusif. Keberhasilan Lapas Tanjungpinang amankan barang terlarang ini menunjukkan komitmen kuat petugas dalam menjaga integritas lapas dari peredaran narkoba maupun alat komunikasi ilegal.
Barang bukti yang disita petugas lapas
Dalam razia kali ini, Lapas Tanjungpinang amankan barang berupa satu unit ponsel Android, 13 pisau cukur, delapan gulungan kabel listrik, dan tiga kipas angin rusak. Selain itu, barang-barang rumah tangga seperti gelas, panci listrik, sendok, mancis, cermin, gunting kuku, serta palu kecil juga ikut diamankan. Semua barang sitaan tersebut dianggap berpotensi disalahgunakan dan dapat mengganggu keamanan di dalam lapas.
Penyitaan dilakukan sesuai prosedur dan disaksikan langsung oleh petugas pengawas. Setelah diamankan, barang-barang tersebut akan didata dan dimusnahkan sesuai ketentuan yang berlaku. Pihak lapas menegaskan bahwa operasi ini bukan hanya kegiatan insidental, melainkan agenda rutin yang dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu. Dengan langkah konsisten ini, diharapkan lapas bebas dari peredaran narkoba dan barang terlarang lain. Komitmen Lapas Tanjungpinang amankan barang di setiap razia menjadi bukti nyata peningkatan pengawasan.
Baca juga : 57 Warga Binaan High Risk Kepri Dipindah ke Nusakambangan
Razia ini menegaskan bahwa Lapas Tanjungpinang amankan barang bukan sekadar tindakan reaktif, melainkan bagian dari strategi jangka panjang. Sistem pemasyarakatan terus diperkuat melalui pengawasan, evaluasi internal, dan kerja sama lintas aparat. Razia gabungan juga digelar secara berkala dengan melibatkan petugas tambahan, guna memperkecil peluang masuknya barang terlarang.
Langkah ini penting tidak hanya untuk keamanan petugas, tetapi juga untuk ketertiban warga binaan. Dengan lingkungan yang lebih bersih dan disiplin, program rehabilitasi dan pembinaan bisa berjalan optimal. Upaya tegas semacam ini menjadi bentuk komitmen lapas dalam mencegah terjadinya potensi konflik, penyelundupan narkoba, maupun penggunaan alat komunikasi ilegal. Masyarakat pun diharapkan dapat memberi dukungan terhadap langkah-langkah pengamanan, agar integritas sistem pemasyarakatan tetap terjaga.