TMMD TNI AL Tanjungpinang resmi ditutup di Kampung Melayu, Kelurahan Senggarang, dengan kehadiran Wakil Wali Kota Raja Ariza yang menekankan manfaat langsung bagi warga. Program di bawah Koarmada I ini menggabungkan pekerjaan fisik dan nonfisik: perbaikan fasilitas ibadah, sarana olahraga, MCK umum, hingga akses air bersih disertai penyuluhan kesehatan. Pemerintah kota menyebut kegiatan ini sebagai cara cepat menutup kesenjangan layanan dasar sekaligus memperkuat ketangguhan lingkungan pesisir.
Raja Ariza menilai karya bakti TNI AL mempercepat perbaikan infrastruktur kecil namun vital, sembari menghidupkan tradisi gotong royong. Kolaborasi Forkopimda, perangkat kelurahan, dan relawan menjadikan hasil kerja mudah dirawat setelah penutupan. Di sisi keamanan dan ketertiban, keterlibatan Babinsa serta tokoh masyarakat disebut mampu meredam kerentanan sosial. Momentum ini diharapkan menjaga kesinambungan perawatan aset publik dan memperluas dampak TMMD TNI AL Tanjungpinang di wilayah lain.
Manfaat Infrastruktur, Layanan Dasar, dan Pemberdayaan
Di lapangan, paket pekerjaan diarahkan untuk menjawab kebutuhan harian: saluran drainase yang lebih rapi, titik air bersih yang stabil, dan MCK umum yang higienis. Pembangunan kecil seperti paving antargang memudahkan mobilitas lansia dan anak sekolah, sementara pengecatan rumah ibadah menambah kenyamanan ruang bersama. Tenaga kesehatan puskesmas dilibatkan dalam penyuluhan stunting, sanitasi, dan pengelolaan sampah rumah tangga. Dengan pendekatan ini, TMMD TNI AL Tanjungpinang memadukan hasil fisik dan perubahan perilaku agar manfaat bertahan lama.
Kampung Melayu dikenal sebagai kawasan pesisir yang membutuhkan dukungan layanan dasar. Karena itu, material dipilih sesuai kebutuhan lokal dan mudah dirawat warga. TNI AL menekankan standar keselamatan kerja serta pelibatan pemuda setempat untuk transfer keterampilan sederhana—dari teknik pengecoran hingga perawatan pipa. Pemerintah kota menautkan hasil kerja ke program rutin kelurahan, termasuk jadwal kerja bakti dan pemantauan sanitasi. Ketika aset publik terjaga, biaya perbaikan darurat bisa ditekan dan dampak ekonomi lokal meningkat, sejalan dengan sasaran TMMD TNI AL Tanjungpinang.
Baca juga : TMMD TNI AL Tanjungpinang Dorong Pembangunan Warga
Setelah penutupan, prioritas beralih ke perawatan dan pemanfaatan. Kelurahan membentuk regu jaga untuk MCK dan titik air, sementara karang taruna dijadwalkan merawat sarana olahraga. Pemerintah menyiapkan verifikasi kebutuhan tambahan seperti lampu jalan hemat energi dan tempat sampah terpilah. Kegiatan sosial di rumah ibadah dan balai warga kembali diaktifkan sebagai ruang edukasi kesehatan dan literasi keuangan mikro. Pada tahap ini, keberlanjutan menjadi indikator utama keberhasilan TMMD TNI AL Tanjungpinang.
Raja Ariza mengajak pelaku usaha lokal mendukung lewat program CSR: bibit mangrove, cat ulang marka jalan lingkungan, dan bantuan alat kebersihan. Koarmada I membuka opsi pendampingan teknis ringan agar warga mampu melakukan perawatan mandiri. Evaluasi akan menyorot kualitas pekerjaan, kepuasan warga, serta penurunan keluhan layanan dasar. Jika indikator membaik, model kerja ini direplikasi ke kelurahan pesisir lain, sehingga jaringan ruang publik sehat tumbuh merata. Dengan tata kelola kolaboratif, hasil TMMD TNI AL Tanjungpinang diharapkan menjadi contoh percepatan pelayanan kota yang efektif dan akuntabel.






