Sinergi IKM Pesisir menjadi sorotan pada temu bisnis pengelola Sentra IKM Olahan Hasil Laut di Aston Tanjungpinang, yang dihadiri Wakil Wali Kota Raja Ariza dan Wakil Bupati Bangka Syahbudin. Pertemuan ini mempertemukan pelaku IKM, dinas terkait, serta mitra industri untuk berbagi pengalaman, strategi, dan inovasi. Seremoni singkat membuka ruang dialog mengenai kebutuhan kemitraan, standarisasi mutu, dan peluang pemasaran antardaerah.
Pemko Tanjungpinang menekankan manfaat kerja sama praktis seperti kurasi produk, pencocokan mitra, dan penyiapan logistik yang efisien. Dalam kerangka itu, inisiatif Sinergi IKM Tanjungpinang diposisikan sebagai payung kolaborasi yang menautkan jejaring usaha kecil dengan pasar regional. Peserta dari Sungai Liat menyoroti pentingnya dukungan perizinan dan peningkatan kualitas kemasan agar produk lebih berdaya saing.
Raja Ariza menekankan bahwa jejaring dagang harus berujung pada kontrak pembelian yang terukur. Syahbudin menambahkan pentingnya konsistensi pasokan bahan baku dan jadwal pengiriman. Dengan fondasi itu, pelaku IKM di Tanjungpinang dan Bangka diharapkan tumbuh bersama secara berkelanjutan, stabil.
Agenda Raja Ariza dan Syahbudin di Aston Tanjungpinang
Di ruang pertemuan Aston Tanjungpinang, Raja Ariza menjelaskan target konkret berupa penjajakan kemitraan antara pelaku IKM lokal, distributor, dan hotel restoran katering, lengkap dengan tenggat tindak lanjut. Rangkaian panel membahas standardisasi mutu, pengendalian higienitas, kebutuhan cold chain, serta skema pembiayaan agar transaksi antardaerah lebih lancar dan terukur, serta pendampingan audit internal. Untuk memperkuat identitas produk, tim kurasi memetakan komoditas unggulan seperti kerupuk ikan, otak-otak, abon, dan terasi, berikut syarat label gizi dan barcode, serta panduan harga referensi grosir. Dalam paparan penutup, ia menyebut Sinergi IKM Pesisir sebagai payung strategis yang menautkan agenda teknis dengan rencana kerja lintas OPD dan asosiasi pelaku.
Syahbudin memaparkan kebutuhan pelaku di Kabupaten Bangka, khususnya Sentra IKM Olahan Hasil Laut Sungai Liat, mulai dari upgrade kemasan, desain branding, hingga sertifikasi halal dan NIB. Ia menilai kunjungan ini relevan untuk membuka jalur pemasaran ke Tanjungpinang dan Bintan lewat kemitraan logistik yang efisien serta skema konsinyasi. Diskusi juga membahas pendampingan ekspor skala kecil, uji pasar di hotel, dan kolaborasi riset resep siap saji yang tahan simpan, bersandar pada standar hotel bintang empat. Delegasi menyepakati untuk menindaklanjuti peluang yang muncul melalui kanal koordinasi bertema Sinergi IKM Pesisir, dengan PIC ditetapkan dan target mingguan untuk monitoring dan evaluasi berkala.
Baca juga : Bazar STQH XI Provinsi Kepri di Tanjungpinang, Ajang Promosi Produk Unggulan UMKM dan IKM
Pemko Tanjungpinang bersama Disperindag menyiapkan skema pendampingan hulu hingga hilir, termasuk uji mutu bahan baku, bimbingan label, dan foto produk profesional dengan standar katalog. Untuk menjaga kesinambungan pasokan, koperasi produsen dirancang sebagai agregator yang mengumpulkan barang dari unit usaha kecil, menjadwalkan produksi, dan menegosiasikan ongkos kirim. Panel juga mengundang pelaku pariwisata agar etalase hotel menyerap produk khas ikan dan udang, sembari memetakan titik oleh-oleh strategis serta kolaborasi marketplace lokal. Di forum tanya jawab, fasilitator menegaskan bahwa Sinergi IKM Pesisir akan mengawal SOP konsinyasi, pembayaran, dan retur, sehingga kesepakatan dagang aman bagi pelaku dan pembeli.
Dari sisi Kabupaten Bangka, pengelola Sentra IKM Olahan Hasil Laut Sungai Liat meminta dukungan promosi bersama, kalender pameran yang pasti di Tanjungpinang dan Bintan, serta akses konsultasi desain kemasan. Raja Ariza menyambut usulan tersebut dengan menekankan integrasi katalog digital daerah, rute logistik hemat biaya, dan pelatihan literasi keuangan untuk IKM agar arus kas terjaga, termasuk pembukuan digital sederhana. Konsultan pendamping mendorong pembentukan paket hampers tematik agar produk lebih mudah dipasarkan ke korporasi dan wisatawan, dilengkapi kisah asal bahan dan sertifikat. Agenda tindak lanjut memasukkan lokakarya harga pokok produksi, audit sederhana, dan satu sesi bertema Sinergi IKM Pesisir untuk menyamakan target penjualan triwulanan yang terukur bersama.






