Oskar Sihombing
Ricuh Lapas Tanjungpinang bermula saat razia ponsel di Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang memicu ketegangan antara petugas dan warga binaan pada pagi hari. Menurut keterangan Kanwil, situasi memanas setelah temuan perangkat tanpa pengakuan pemilik dan terjadi dorong-mendorong di blok hunian hingga pengamanan tambahan dikerahkan. Dalam tahap klarifikasi, pihak lapas menegaskan penanganan mengedepankan ketertiban, sementara dugaan pemukulan oleh Kalapas terhadap WBP disebut masih diproses melalui pemeriksaan internal.
Pada siang hari, keadaan dilaporkan kondusif menyusul komunikasi ulang dengan perwakilan warga binaan dan penguatan pengawasan. Kanwil memastikan protokol keamanan diterapkan berlapis untuk mencegah eskalasi ulang, termasuk penjadwalan ulang razia dan pendampingan psikologis. Untuk transparansi, Ricuh Lapas Tanjungpinang akan menjadi bahan evaluasi menyeluruh—mulai dari alur razia, kronologi perintah, sampai dokumentasi prosedur agar tidak terjadi interpretasi berlebihan di lapangan.
Pemicu Keributan, Peran Pimpinan, dan Penanganan Kanwil
Pemicunya berasal dari temuan ponsel yang memicu emosi kolektif dan kesan tindakan tidak kooperatif di area blok, sehingga komando lapangan memperketat formasi pengamanan. Nama Kalapas Porman Siregar disebut dalam laporan awal sebagai pihak yang diduga terlibat kontak fisik, namun penilaian resmi menunggu hasil pemeriksaan yang menguji kesesuaian tindakan dengan standar operasional. Dalam konteks ini, Ricuh Lapas Tanjungpinang menjadi rujukan untuk mengukur kesiapan komando saat tekanan meningkat dan pentingnya eskalasi terukur sebelum intervensi fisik dilakukan.
Kanwil Kepri menurunkan tim untuk mengurai kronologi, memeriksa saksi, dan mengumpulkan bukti pendukung dari CCTV, log razia, serta notulensi apel. Tahap penanganan mencakup penarikan sementara pejabat terkait, penguatan peran kepala keamanan, dan koordinasi dengan kepolisian guna memastikan perimeter lapas aman. Tim juga menata ulang jadwal razia agar intensitasnya proporsional serta menyiapkan kanal pengaduan internal, sehingga Ricuh Lapas Tanjungpinang menjadi pelajaran prosedural yang terdokumentasi jelas.
Baca juga : Lapas Tanjungpinang amankan barang terlarang saat razia
Fokus evaluasi menyasar keseimbangan antara pengendalian keamanan dan penghormatan hak dasar WBP, termasuk akses layanan kesehatan dan ibadah pascakejadian. Manajemen merancang ulang matriks risiko untuk razia barang terlarang, melatih negosiator blok, serta memperbanyak komunikasi preventif sebelum operasi. Dalam kerangka pembinaan, Ricuh Lapas Tanjungpinang mendorong peningkatan literasi aturan bagi WBP agar kepemilikan barang terlarang dipahami konsekuensinya dan tidak lagi memantik resistensi massal.
Agenda perbaikan mencakup pelatihan deeskalasi bagi regu jaga, peningkatan kamera area rawan, dan protokol dokumentasi berbasis waktu yang memudahkan audit independen. Kanwil juga mengkaji rotasi personel untuk mengurangi keletihan petugas pada jam rawan dan memperkuat supervisi langsung saat operasi khusus. Dengan tata kelola yang lebih disiplin, Ricuh Lapas Tanjungpinang diharapkan menjadi momentum menutup celah pelanggaran sekaligus memulihkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan lapas yang humanis dan tegas.
