
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menempatkan Revitalisasi Wisata Tanjungpinang sebagai prioritas untuk mengangkat daya saing kota yang selama ini kalah ramai dari destinasi sekitar. Penataan ruang publik, penguatan ikon budaya, dan kalender acara jadi fokus agar arus kunjungan meningkat stabil sekaligus menggerakkan ekonomi lokal. Pemerintah provinsi mendorong kemitraan swasta agar investasi kuliner dan hiburan masuk ke koridor wisata yang ditata rapi, aman, dan ramah pejalan kaki.
Langkah konsolidasi dilakukan bersama Pemkot, mulai dari perizinan terpadu, kebersihan, hingga penataan PKL agar pengalaman wisatawan lebih tertib. Penguatan narasi sejarah dan kuliner khas juga dipersiapkan sebagai diferensiasi, sementara akses transport antarpulau dioptimalkan untuk memudahkan wisatawan dari Bintan, Batam, Singapura, dan Malaysia. Dengan kerangka ini, Revitalisasi Wisata Tanjungpinang ditargetkan membentuk paket wisata kota yang solid dan berkelanjutan.
Program Prioritas: Gurindam 12, Penyengat, Kota Lama
Pemerintah menata Taman Gurindam 12 sebagai koridor rekreasi-kuliner berstandar kota wisata, membuka ruang bagi merek kuliner tepercaya dan UMKM lokal. Di Pulau Penyengat, pembangunan Monumen Bahasa dirancang menegaskan identitas sejarah sekaligus menambah alasan kunjungan di luar wisata religi. Revitalisasi pasar Kota Lama diarahkan menjadi “heritage market” yang bersih, tertata, dan fotogenik, terhubung dengan jalur pejalan kaki, pencahayaan malam, serta ruang pertunjukan seni. Penataan Akau Potong Lembu sebagai anchor kuliner malam melengkapi sirkuit wisata dari pelabuhan hingga pusat kota.
Untuk memastikan dampaknya merata, paket event tematik akan dipadatkan—festival pantun, lari malam, hingga tur kuliner—dengan kurasi stan yang terjadwal agar arus pengunjung tidak menumpuk pada satu titik. Sistem informasi destinasi, peta rute, dan pembayaran nontunai diperkuat sehingga pengalaman pengunjung semakin mulus. Seluruh langkah ini menjadi tulang punggung Revitalisasi Wisata Tanjungpinang di lapangan.
Baca juga : Gerakan Wisata Bersih di Penyengat Dipimpin Ansar & Ariza
Promosi diarahkan ke pasar dekat—Singapura dan Malaysia—dengan kampanye akhir pekan yang menonjolkan budaya Melayu, tur jejak sejarah, dan kuliner malam. Maskapai dan operator kapal diajak membuat bundling tiket–hotel–tur, sementara pelaku usaha lokal dipandu menerapkan standar layanan, papan petunjuk seragam, serta jam operasional yang konsisten. Penguatan kanal digital resmi membantu wisatawan merencanakan perjalanan dan menemukan agenda terbaru tanpa kebingungan.
Secara ekonomi, multiplier diharapkan muncul pada transportasi lokal, akomodasi, dan ritel cendera mata. Pemerintah menyiapkan indikator kinerja—kunjungan, lama tinggal, serta okupansi hari kerja—untuk mengevaluasi efektivitas program dan menutup celah pelayanan. Kolaborasi lintas OPD memastikan kebersihan, keamanan, dan kemacetan terkendali saat acara puncak. Bila indikator belum tercapai, desain event dan arus lalu lintas akan disesuaikan. Dengan disiplin pelaksanaan, Revitalisasi Wisata Tanjungpinang menjadi motor pertumbuhan baru; pelaku usaha mendapatkan kepastian, sementara wisatawan memperoleh pengalaman kota yang ramah, hidup, dan mudah diakses.