
Porsenijar Kepri 2025 resmi dibuka di Tanjungpinang dengan penekanan pada pembinaan guru yang berkelanjutan. Wali Kota Lis Darmansyah menegaskan ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan ruang sistematis untuk menyalurkan bakat dan minat melalui kurikulum kegiatan yang rapi, aman, dan inklusif bagi peserta dan penonton.
Pemerintah daerah mendorong koordinasi lintas instansi, kesiapsiagaan kesehatan, dan manajemen kerumunan yang tertib. Panitia diminta menyiapkan lembar fakta acara, jalur komunikasi publik yang mudah diakses, serta skema relawan yang transparan agar manfaat kompetisi kembali ke ruang kelas dalam bentuk praktik pembelajaran yang lebih segar.
Agenda Lomba dan Standar Penilaian
Rangkaian kompetisi memadukan cabang olahraga seperti bulu tangkis, tenis meja, dan catur dengan cabang seni seperti tari tunggal, nyanyi solo, paduan suara, dan konten kreatif. Juri menggunakan rubrik terbuka yang menjelaskan indikator teknis, kreativitas, dan sportivitas sehingga peserta memahami tolok ukur sejak awal. Dalam Porsenijar Kepri 2025, sesi berbagi praktik mengulas evaluasi formatif, penyusunan bahan ajar berbasis proyek, serta pelibatan siswa lewat ekstrakurikuler yang terukur.
Panitia menata zona acara, alur penonton, titik evakuasi, dan rencana mitigasi cuaca. Pemerintah kota meminta laporan harian agar respons cepat dapat dilakukan bila ada kendala. UMKM lokal dikurasi melalui stan kuliner dan suvenir dengan ketentuan higienitas dan pengelolaan sampah. Prinsip akuntabilitas dijalankan melalui papan informasi progres serta kanal pengaduan yang mudah diakses peserta dan warga.
Baca juga : Restorasi Mangrove Dompak Perkuat Benteng Pesisir
Pergerakan peserta dan penonton memicu permintaan transportasi, konsumsi, jasa dokumentasi, serta penyewaan peralatan. Komunitas kreatif memperoleh panggung promosi karya, sedangkan sekolah menampilkan program unggulan untuk menarik calon siswa. Pemerintah mendorong pencatatan data sederhana—jumlah transaksi, keterisian hotel, dan arus pengunjung—agar efek pengganda dapat diukur objektif dan menjadi dasar kebijakan kota.
Pasca acara, panitia menyusun laporan capaian medali, rekomendasi pembinaan, dan kebutuhan pelatihan lanjutan. MGMP serta sekolah menindaklanjuti melalui klinik teknik cabang olahraga, lokakarya koreografi, dan kelas produksi media pembelajaran. Pelibatan vendor yang menjadi mitra ajang membantu transfer praktik mutu ke lingkungan sekolah. Dengan pelaporan pasca Porsenijar Kepri 2025 yang transparan, ekosistem pembinaan diharapkan berlanjut konsisten—dari panggung kompetisi hingga penguatan kualitas belajar mengajar di Kepulauan Riau.