Masterlima
peran RRI Tanjungpinang menjadi sorotan pada puncak peringatan Hari Radio ke-80 yang dihadiri Wali Kota Lis Darmansyah di studio RRI setempat. Dalam upacara Obor Triprasetya, pemerintah menegaskan radio publik sebagai jembatan informasi antara Pemko dan warga; kanal ini dinilai paling cepat menjangkau kampung, pesisir, dan kelompok rentan ketika layanan digital terganggu. Rangkaian acara berlangsung khidmat, diakhiri doa dan apresiasi kepada kru penyiaran yang menjaga siaran darurat saat bencana dan mengawal agenda pembangunan kota.
Wali kota mendorong kolaborasi program yang lebih terukur, mulai dari sosialisasi layanan administrasi, edukasi kebencanaan, sampai etika berlalu lintas. Ia juga mengundang partisipasi komunitas kreatif untuk menghidupkan konten budaya lokal yang ramah keluarga. Dengan mandat sebagai radio publik, peran RRI Tanjungpinang diharapkan kian kuat sebagai ruang dialog agar kebijakan pemerintah mudah dipahami dan kritik tersalurkan secara bertanggung jawab. RRI juga diminta menyiarkan info layanan publik harian seperti jadwal vaksin, lowongan pelatihan gratis, dan hotline pengaduan masyarakat lokal.
Sinergi Pemerintah Kota, RRI, dan Komunitas
Pemerintah kota menilai radio publik efektif menjangkau warga yang belum sepenuhnya mengakses internet. Karena itu, redaksi menambah slot layanan kota setiap pagi, dari info administrasi kependudukan, pajak daerah, hingga pengumuman bencana. Program dialog dua arah dibuka agar warga menyampaikan keluhan secara santun dan tercatat, lalu diteruskan ke OPD terkait. Penguatan studio lapangan memungkinkan liputan cepat di pasar, terminal, dan kawasan wisata, sehingga kebijakan berbasis data lapangan dapat diputuskan lebih sigap. Khusus segmen pemuda, sekolah dan kampus diajak membuat konten kreatif yang menanamkan literasi digital, anti hoaks, serta keselamatan berkendara.
Dalam forum puncak peringatan, wali kota menekankan pentingnya indikator kinerja yang jelas. Produser menyiapkan lembar ukur sederhana: jangkauan, interaksi, dan tindak lanjut pengaduan. Di sisi lain, peran RRI Tanjungpinang dipadukan dengan kanal media sosial resmi untuk memperluas jejak pesan. Sinergi ini juga mencakup siaran pengantar pajak bumi dan bangunan, jadwal vaksin rabies, serta pengumuman larangan membuang sampah sembarangan. Ketika cuaca ekstrem datang, peran RRI Tanjungpinang diarahkan sebagai sirene publik: mengabarkan status siaga, jalur evakuasi, dan nomor darurat agar warga bergerak serentak. Evaluasi bulanan dilakukan terbuka bersama OPD, akademisi, dan komunitas pendengar kota. Target perbaikan disampaikan secara terukur setiap triwulan.
Baca juga : Lis Darmansyah Terima Audiensi RRI Tanjungpinang
RRI menyiapkan tiga klaster siaran: layanan kota, budaya lokal, dan kesiapsiagaan. Setiap klaster memiliki jam tayang tetap agar pendengar mudah mengikuti. Konten budaya menyorot bahasa daerah, kuliner, dan musik tradisi untuk memperkaya identitas generasi muda. Tim redaksi menguji format pendek berdurasi satu menit di sela program utama, lalu menggandakan pesan melalui audio-on-demand agar warga bisa memutar ulang kapan saja. Pengembangan studio mini di kantor kelurahan membuka peluang liputan warga, sementara pelatihan dasar jurnalistik memberi keterampilan cek fakta dan etika siaran.
Pada aspek digital, aplikasi mobile dikembangkan untuk notifikasi cepat dan kanal laporan warga berbasis foto serta geolokasi. Data dikumpulkan dalam dasbor sederhana sehingga OPD dapat merespons lebih cepat. Untuk menjaga inklusi, siaran analog tetap dipertahankan dan diperkuat dengan pemancar hemat energi. Di ruang kebijakan, peran RRI Tanjungpinang menjadi referensi saat Pemko menyusun SOP krisis: alur komando, standar pesan darurat, serta panduan komunikasi risiko. Kemitraan dengan sekolah, komunitas disabilitas, dan pegiat lingkungan memastikan tidak ada warga yang tertinggal. Dengan ekosistem seperti ini, radio publik tampil relevan di era platform digital, sekaligus menjaga kedekatan manusiawi yang selama puluhan tahun menjadi kekuatannya. Rutinasi survei pendengar triwulanan akan mengukur kepuasan, keterjangkauan siaran, dan topik prioritas yang dibutuhkan pelajar, pekerja, serta pelaku UMKM di kota.
