
Kerja Sama Pegadaian UMKM resmi diteguhkan melalui penandatanganan kesepakatan Pemko Tanjungpinang dan PT Pegadaian. Kolaborasi ini menempatkan penguatan kapasitas pelaku usaha sebagai prioritas: pelatihan terstruktur, pendampingan usaha, hingga dukungan alat produksi dan promosi. Pemerintah kota menyebut kerja sama tersebut sebagai langkah konkret menjawab kendala klasik UMKM—mulai akses pengetahuan bisnis, pembukuan, sampai pemasaran digital—agar produk lokal mampu bersaing di tingkat kota, antardaerah, dan platform daring.
Acara penandatanganan dihadiri unsur perangkat daerah dan perwakilan Pegadaian wilayah. Kedua pihak menekankan sinergi lintas sektor agar program tidak sekadar seremonial. Skema yang disiapkan meliputi kurasi peserta, jadwal pelatihan berkala, evaluasi pasca-pelatihan, serta penghubung ke event pameran. Targetnya jelas: kualitas produk meningkat, kanal penjualan meluas, dan UMKM naik kelas dengan tata kelola yang lebih rapi.
Langkah Konkret, Materi Pelatihan, dan Skema Pendampingan
Program membuka kelas manajerial dan teknis: branding–packaging, foto produk, strategi penjualan, literasi keuangan, serta pemasaran digital. Fasilitator akan mendampingi pelaku usaha menerapkan materi ke praktik harian—membuat kalender promosi, menghitung harga pokok produksi, hingga memilih kanal logistik yang efisien. Untuk mempercepat adopsi, peserta dipertemukan dengan jejaring ritel lokal dan agenda bazar kota. Dalam tahapan ini, Kerja Sama Pegadaian UMKM melampaui pembiayaan; fokus diarahkan pada penguatan kapasitas manusia dan keberlanjutan proses bisnis.
Integrasi lintas OPD memastikan efek berganda. Dinas koperasi mengawal kurasi dan sertifikasi, dinas pariwisata membuka peluang kolaborasi destinasi, sementara dinas komunikasi membantu publikasi dan katalog digital. Evaluasi berkala berbasis indikator partisipasi, pertumbuhan omzet, dan perluasan titik jual akan menjadi tolok ukur keberhasilan. Dengan orkestrasi semacam ini, pelatihan tidak berhenti di kelas, melainkan menjelma sebagai sistem pendampingan yang menutup celah pengetahuan dan akses pasar.
Baca juga : Asistensi SKM dan FKP Genjot Layanan Publik
Kolaborasi diharapkan memacu ekonomi lokal lewat peningkatan kualitas, konsistensi pasokan, dan kemasan yang lebih kompetitif. UMKM yang lulus kurasi akan diarahkan ke pameran tematik dan etalase digital milik pemda, sehingga visibilitas produk meningkat tanpa menambah biaya promosi berlebih. Di sisi tata kelola, pelaku usaha didorong menerapkan pencatatan sederhana, memisahkan uang pribadi dan usaha, serta menyiapkan dokumen legal yang diperlukan untuk mengakses pembiayaan sehat. Dalam kerangka itu, Kerja Sama Pegadaian UMKM menjadi lokomotif perubahan perilaku bisnis—dari sekadar bertahan menuju ekspansi terukur.
Arah lanjutan mencakup klinik konsultasi bulanan, pendampingan fotografi dan copywriting, serta bantuan peralatan stan untuk agenda promosi. Pemerintah kota menyiapkan kalender kegiatan agar pelaku usaha punya panggung rutin memperkenalkan produk. Sementara itu, Pegadaian memperkuat peran pendamping sebagai penghubung ke mitra logistik, marketplace, dan lembaga sertifikasi. Dengan fondasi kapasitas, akses, dan jejaring yang makin tertata, program ini diharapkan melahirkan UMKM yang lebih tangguh, adaptif terhadap perubahan pasar, serta siap menembus jaringan distribusi yang lebih luas tanpa meninggalkan identitas lokal.