
Tragedi Kecelakaan Maut Bundaran Dompak Tanjungpinang kembali mengguncang masyarakat Kota Gurindam. Dua orang pengendara sepeda motor tewas setelah motor yang mereka tunggangi menghantam beton pembatas di Bundaran Dompak pada Minggu dini hari, sekitar pukul 05.15 WIB. Insiden ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan fatal yang kerap terjadi di wilayah tersebut, terutama pada waktu sepi lalu lintas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Satlantas Polresta Tanjungpinang, korban mengendarai Yamaha Jupiter MX berpelat BP 4529 GO. Motor itu melaju kencang dari arah Tanjung Ayun menuju Tugu Kepri. Saat tiba di tikungan Bundaran Dompak, pengendara diduga kehilangan kendali, sehingga motor menabrak keras beton pembatas bundaran. Benturan keras menyebabkan kedua korban terpelanting ke badan jalan. Tubuh mereka ditemukan di saluran drainase yang berada di sekitar bundaran, sementara motor dalam kondisi ringsek parah.
Menurut Brigadir Chrystoper dari Unit Gakkum Satlantas, dugaan sementara kecelakaan disebabkan kecepatan tinggi dan pengaruh alkohol. “Kami menemukan indikasi kuat bahwa pengendara dalam kondisi tidak fit, diduga habis mengonsumsi minuman keras. Namun kami masih menunggu hasil visum dan tes laboratorium,” ungkap Chrystoper, saat ditemui di lokasi kejadian.
Kronologi Kejadian dan Penanganan Polisi
Proses evakuasi korban Kecelakaan Maut Bundaran Dompak Tanjungpinang berjalan cukup dramatis. Warga yang kebetulan melintas langsung menghubungi polisi begitu melihat dua tubuh tergeletak dan motor rusak parah. Petugas Satlantas Polresta Tanjungpinang tiba di lokasi hanya dalam waktu 15 menit, mengamankan area, serta melakukan olah TKP.
Korban segera dibawa ke RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang untuk proses identifikasi dan visum. Hingga berita ini ditulis, polisi belum merilis identitas resmi kedua korban, karena keduanya tidak membawa kartu identitas saat kejadian. Hal ini sempat menyulitkan proses pemanggilan keluarga.
Warga sekitar Bundaran Dompak mengaku sering melihat pengendara melaju dengan kecepatan tinggi, terutama saat dini hari. “Bundaran ini sering kosong. Jadi banyak yang kebut-kebutan, apalagi habis nongkrong atau minum-minum,” ujar Heri, salah seorang warga sekitar. Menurutnya, kecelakaan maut ini bukan yang pertama terjadi di lokasi yang sama. Sebelumnya, beberapa kecelakaan serupa juga menelan korban jiwa, meski tak selalu viral di media sosial.
Foto dan video kecelakaan sempat beredar luas di media sosial, memperlihatkan motor yang rusak parah dan kondisi korban yang mengenaskan. Banyak warganet mengomentari kecelakaan tersebut, menyayangkan kebiasaan pengendara yang nekat berkendara dalam kondisi tidak fit atau mabuk. “Sayang nyawa melayang cuma gara-gara mabuk dan kebut-kebutan,” tulis akun Instagram @infotanjungpinang.
Imbas Kecelakaan dan Rencana Penanganan
Tragedi Kecelakaan Maut Bundaran Dompak Tanjungpinang juga memicu reaksi keras dari masyarakat dan pihak kepolisian. Kapolresta Tanjungpinang Kombes Pol Riky menjelaskan bahwa pihaknya akan meningkatkan patroli pada jam rawan, terutama di titik-titik yang sering dijadikan ajang kebut-kebutan. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dishub dan Pemko Tanjungpinang untuk menambah rambu peringatan, lampu penerangan, dan kamera pengawas di Bundaran Dompak,” tegasnya.
Selain upaya penegakan hukum, pihak kepolisian juga akan kembali menggencarkan sosialisasi keselamatan berlalu lintas di sekolah-sekolah dan komunitas pemuda. Brigadir Chrystoper menambahkan, sebagian besar kecelakaan di Bundaran Dompak terjadi karena pengendara mengabaikan batas kecepatan dan berkendara dalam pengaruh alkohol.
Baca Juga : Tanjungpinang Menuju Kawasan Wisata Baru, FGD Akselerasi Ekonomi oleh Wawako Raja Ariza
Tragedi ini juga menimbulkan dampak psikologis di lingkungan sekitar. Banyak warga merasa khawatir melewati area Bundaran Dompak, terutama saat malam hingga dini hari. “Kalau malam lewat situ rasanya waswas. Banyak yang ngebut dan lampu jalan juga kadang mati. Mudah-mudahan pemerintah cepat bertindak,” kata Ibu Sari, pedagang yang sehari-hari berjualan tak jauh dari bundaran.
Data Satlantas menunjukkan angka kecelakaan lalu lintas di Tanjungpinang mengalami peningkatan 12% pada semester pertama 2025 dibandingkan periode sama 2024. Dari 35 kasus kecelakaan, 10 di antaranya terjadi di sekitar Bundaran Dompak. Fenomena ini memperkuat reputasi Bundaran Dompak sebagai salah satu titik rawan kecelakaan di Kota Tanjungpinang.
Meski proses penyelidikan masih berlangsung, pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak mudah membagikan foto atau video korban ke media sosial demi menjaga privasi keluarga yang bersangkutan. “Kami minta masyarakat bijak dalam bermedsos, karena keluarga korban pasti sangat terpukul,” kata Chrystoper.
Hingga saat ini, proses visum masih berjalan, dan identitas kedua korban belum dirilis secara resmi. Pihak kepolisian berjanji segera mengumumkan hasil penyelidikan lengkap, termasuk penyebab pasti kecelakaan maut yang menelan dua nyawa muda tersebut.
Kecelakaan Maut Bundaran Dompak Tanjungpinang menjadi pengingat keras bahwa keselamatan berlalu lintas harus selalu menjadi prioritas, terutama menghindari mengemudi dalam keadaan mabuk atau lelah. Harapan masyarakat kini tertuju pada tindakan nyata aparat dan pemerintah daerah agar tragedi serupa tak terulang di kemudian hari.