
harga cabe Tanjungpinang kembali jadi perhatian warga karena tren kenaikan belum mereda sejak akhir Agustus. Pemantauan di Pasar Puan Perak dan Pasar Bincen menunjukkan cabai merah keriting masih dipatok di kisaran Rp54.000 per kilogram, sementara cabai rawit Jawa mencapai Rp55.000 per kilogram. Lonjakan ini disebut dipicu pasokan yang berkurang akibat cuaca buruk dan distribusi yang tidak stabil. Warga mengeluhkan beban belanja harian kian berat, terutama ketika kebutuhan dapur lain seperti bawang dan ikan juga ikut mengalami kenaikan.
Di sisi lain, pedagang pasar tradisional menjelaskan bahwa harga tinggi bukanlah keuntungan besar bagi mereka. Banyak pelanggan memilih membeli dalam jumlah lebih sedikit, sehingga omzet harian justru menurun. Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan dengan operasi pasar atau subsidi ongkos distribusi. Transparansi data harga dan koordinasi antarinstansi menjadi langkah awal agar gejolak harga cabe Tanjungpinang bisa dikendalikan.
Kondisi Pasar dan Penyebab Kenaikan
Pantauan harga harian menunjukkan variasi cukup jelas antar pasar. Di Pasar Puan Perak, harga cabai merah keriting konsisten di level Rp54.000, sementara di Pasar Bincen rawit Jawa lebih mahal, mencapai Rp55.000 per kilogram. Perbedaan harga ini disebabkan jalur distribusi yang berbeda dan ketergantungan pasokan dari luar daerah. Menurut pedagang, keterlambatan kapal barang akibat cuaca buruk menjadi faktor dominan.
Selain cabai, beberapa jenis ikan laut juga mengalami lonjakan harga. Ikan tongkol, misalnya, masih bertahan di kisaran Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram. Nelayan lokal mengaku hasil tangkapan berkurang drastis akibat ombak tinggi, sehingga stok di pasar tidak stabil. Dengan kondisi ini, harga cabe Tanjungpinang dan komoditas ikan berjalan seiring, memengaruhi pengeluaran rumah tangga. Pemerintah kota diharapkan memantau distribusi serta menjalin koordinasi dengan pemasok luar daerah agar ketergantungan pasokan bisa ditekan.
Baca juga : Jaksa Periksa 22 Saksi Terkait Kasus Pasar Puan di Tanjungpinang
Kenaikan harga cabe Tanjungpinang langsung berdampak pada pola konsumsi masyarakat. Banyak ibu rumah tangga mengurangi belanja cabai, mengganti dengan bumbu alternatif, atau membeli dalam jumlah kecil untuk kebutuhan mendesak. Restoran kecil dan pedagang makanan juga merasakan beban biaya produksi meningkat, sehingga sebagian menaikkan harga jual. Kondisi ini menambah tekanan pada daya beli masyarakat di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Untuk jangka pendek, pemerintah bisa menggelar operasi pasar di titik strategis agar konsumen mendapat harga lebih terjangkau. Langkah jangka menengah mencakup memperbaiki rantai pasok, menambah jalur distribusi alternatif, serta meningkatkan kapasitas penyimpanan agar stok tetap terjaga saat cuaca ekstrem. Edukasi masyarakat tentang pengelolaan bahan pangan juga penting untuk mengurangi tekanan konsumsi saat harga berfluktuasi. Dengan kebijakan yang terintegrasi, gejolak harga cabe Tanjungpinang dapat diatas