
Dermaga Kota Rebah di Kelurahan Kota Piring, Tanjungpinang Timur, dilaporkan rusak parah dan tak terawat sejak perbaikan terakhir pada 2018. Tiang penyangga patah, atap berlubang, serta ponton turun sehingga perahu wisata dan nelayan tak lagi bersandar aman. Kondisi ini memutus akses nyaman menuju kawasan bersejarah yang menjadi rujukan warga dan pelajar mempelajari jejak Kesultanan Riau-Lingga. Warga menilai kerusakan berlarut membuat aktivitas harian, mulai dari memancing hingga antar-jemput wisatawan, makin terbatas. Kawasan sekitar ikut sepi, sementara wisata perahu terhenti.
Pemerintah daerah didorong menindaklanjuti laporan dengan inspeksi menyeluruh, audit struktur, dan keputusan anggaran yang transparan. Selain fungsi rekreasi, dermaga berperan sebagai simpul ekonomi bagi perajin, pedagang kecil, dan operator perahu yang melayani rute ke situs sejarah sekitar. Tanpa perbaikan, potensi wisata dan pendapatan warga tergerus, sementara citra kota sebagai gerbang budaya ikut terdampak. Usulan rehabilitasi disebut diajukan kembali, namun realisasi masih ditunggu publik. Warga meminta jadwal, desain, dan penanggung jawab diumumkan terbuka.
Kronologi Kerusakan dan Dampaknya
Kerusakan dermaga disebut bermula dari pelapukan kayu dan korosi di tulangan penyangga, diperparah hempasan ombak saat cuaca buruk. Atap berlubang membuat lantai licin dan rawan bagi pengunjung, sementara ponton yang turun menutup akses sandaran perahu kecil. Warga menyebut perawatan intensif terakhir terjadi pada 2018; sejak itu, perbaikan hanya bersifat swadaya dan tambal sulam. Operator perahu mengurangi keberangkatan demi keselamatan, sehingga arus wisata ke situs sejarah di sekitar pulau menurun drastis. Nelayan yang biasa menurunkan hasil tangkapan ikut terbatas, karena harus memutar ke titik sandar lain yang lebih jauh dan berbiaya.
Kondisi ini menimbulkan risiko kecelakaan, terutama saat akhir pekan atau musim liburan ketika kunjungan meningkat. Karena itu, warga dan komunitas heritage mendorong penutupan sementara area lapuk sampai audit teknis selesai. Pemerintah diminta menyiapkan rencana pekerjaan yang jelas, meliputi pembongkaran struktur rapuh, penguatan fondasi, serta penggantian material yang tahan korosi. Penetapan metode kerja perlu memperhatikan arus pasang surut dan akses alat berat.
Untuk mengembalikan minat wisata, papan informasi sementara dapat dipasang memandu rute alternatif. Di tengah penantian, penempatan petugas pengawas dan lampu peringatan dianjurkan agar pengunjung tidak memasuki zona berbahaya. Revitalisasi Dermaga Kota Rebah dipandang krusial untuk memulihkan kepercayaan. Tanpa jadwal pasti, pelaku usaha kecil sulit merencanakan stok dan tenaga kerja.
Pembiayaan perbaikan dapat ditempuh melalui kombinasi APBD, bantuan provinsi, serta kemitraan dengan sektor swasta berbasis tanggung jawab sosial perusahaan. Skema pengadaan harus transparan, mengumumkan nilai, ruang lingkup, dan penyedia jasa sejak awal. Pemerintah perlu menetapkan spesifikasi material yang sesuai lingkungan pesisir, misalnya beton bertulang berpelindung anticorrosion, geladak komposit antiselip, dan fender karet untuk meredam benturan. Standar keselamatan kerja wajib dipenuhi, termasuk jalur evakuasi, pelampung, dan pagar pengaman selama konstruksi, agar mobilitas warga tetap terjaga.
Baca juga : QR Cagar Budaya Resmi Perkaya Wisata Penyengat
Partisipasi publik menjadi kunci. Komunitas lokal, pelaku wisata, dan nelayan sebaiknya dilibatkan dalam uji desain agar sirkulasi orang dan perahu efisien. Sementara itu, penataan rute wisata tematik dapat mulai dipersiapkan kembali: papan interpretasi sejarah, titik foto, dan koneksi transportasi darat. Setelah proyek rampung, pengelolaan operasional diserahkan pada unit yang memiliki target layanan dan indikator kinerja, seperti angka kunjungan dan kepuasan pengunjung.
Rencana pemeliharaan berkala dituangkan dalam kontrak agar tidak terulang siklus kerusakan panjang. Dengan begitu, Dermaga Kota Rebah kembali berfungsi sebagai gerbang wisata yang aman, inklusif, dan membanggakan bagi warga. Sebuah dasbor daring menampilkan progres mingguan, sementara kanal pengaduan warga menerima laporan kerusakan baru. Dana pemeliharaan darurat disiapkan untuk perbaikan kecil cepat tanpa menunggu siklus anggaran berikutnya. Pelatihan petugas perawatan rutin dilaksanakan bersama komunitas setempat terlatih.