
Perum Bulog Cabang Tanjungpinang menyiapkan total 497 ton beras cadangan pemerintah (CBP) yang akan disalurkan kepada 24.877 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kepulauan Riau. Program bantuan pangan ini dijadwalkan berlangsung pada periode Juni dan Juli 2025, mencakup wilayah Tanjungpinang, Bintan, Lingga, dan Anambas.
Kepala Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, mengatakan bantuan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional untuk mendukung ketahanan pangan dan menekan laju inflasi harga kebutuhan pokok. Setiap keluarga penerima akan mendapatkan 20 kilogram beras untuk mencukupi kebutuhan konsumsi selama dua bulan.
“Penyaluran bantuan pangan ini sudah menjadi program rutin pemerintah pusat yang tujuannya membantu masyarakat yang rentan, khususnya di masa harga komoditas pangan masih fluktuatif,” ujar Arief dalam keterangan resmi.
Ia menambahkan, stok beras sudah tersedia di gudang Bulog dan siap didistribusikan segera setelah proses administrasi dan koordinasi teknis dengan instansi terkait selesai. Arief memastikan seluruh proses penyaluran akan dilakukan secara transparan dan akuntabel.
Mekanisme Penyaluran Bantuan Beras
Penyaluran 497 ton beras ini akan dilaksanakan secara serentak di empat kabupaten dan kota dalam wilayah kerja Bulog Tanjungpinang. Mekanisme distribusi dilakukan melalui koordinasi lintas sektor, melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, pemerintah kecamatan, kelurahan, perangkat desa, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), hingga dukungan TNI-Polri.
Pihak Bulog menjelaskan, penerima bantuan sudah ditetapkan melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang bersumber dari Badan Pangan Nasional. Artinya, Bulog hanya bertugas menyalurkan sesuai daftar resmi, tanpa melakukan verifikasi ulang di lapangan.
Setiap KPM akan menerima undangan pengambilan tiga hari sebelum jadwal distribusi. Saat pengambilan, penerima wajib membawa undangan asli dan KTP. Proses distribusi akan dipusatkan di kantor kelurahan atau balai desa untuk memudahkan akses masyarakat.
Arief berharap masyarakat penerima bantuan dapat disiplin hadir sesuai jadwal dan mematuhi ketentuan agar penyaluran berjalan lancar. “Kami mohon kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat, agar program ini berjalan efektif,” katanya.
Dampak Positif bagi Ekonomi Warga
Penyaluran bantuan beras cadangan pemerintah diharapkan memberi dampak positif bagi perekonomian rumah tangga penerima. Bantuan ini tidak hanya meringankan beban pengeluaran keluarga, tetapi juga ikut menstabilkan harga pangan di pasar.
Berdasarkan pengalaman periode sebelumnya, program bantuan pangan Bulog membantu menekan inflasi komoditas beras yang cenderung naik menjelang semester kedua tahun berjalan. Kehadiran cadangan beras dalam jumlah besar membuat pasokan tetap tersedia dan mengurangi tekanan permintaan di pasar terbuka.
Selain aspek ekonomi, program ini juga memiliki nilai sosial. Banyak penerima manfaat merupakan keluarga rentan, lansia, dan kelompok kurang mampu. Bantuan ini menjadi penopang kebutuhan sehari-hari yang sangat berarti.
Pemerintah daerah pun menyambut baik langkah Bulog. Beberapa kepala daerah di Kepri menyampaikan apresiasi karena program ini sejalan dengan misi penguatan jaring pengaman sosial di daerah. Mereka berharap program bantuan beras tetap dipertahankan secara berkala, terutama saat harga pangan tidak stabil.
Baca juga : Harga Daging Beku Tanjungpinang Naik Tajam Akibat Stok Kosong
Dengan total 497 ton beras siap salur, Bulog Tanjungpinang menunjukkan komitmen mendukung ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga di wilayah Kepulauan Riau. Distribusi bantuan kepada 24.877 keluarga penerima manfaat diharapkan selesai tepat waktu dan tepat sasaran, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat yang paling membutuhkan.
Masyarakat diminta aktif memeriksa jadwal penyaluran di wilayah masing-masing dan memastikan data identitas lengkap saat pengambilan. Keberhasilan program ini akan menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalam melindungi kelompok rentan dari dampak fluktuasi harga pangan dan memperkuat ketahanan pangan lokal.