
Mengangkat Ekonomi Lokal melalui Syiar Islam
Dalam rangka memeriahkan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) XI Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Tanjungpinang bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) menggelar sebuah bazar UMKM dan IKM yang berlangsung meriah. Acara ini digelar di Pelataran Tugu Sirih, pusat kota Tanjungpinang, dari tanggal 21 hingga 25 Juni 2025.
Bazar ini bukan hanya menjadi pelengkap acara keagamaan, melainkan juga menjadi sarana penggerak ekonomi masyarakat. Dengan menggandeng pelaku UMKM dan IKM dari berbagai daerah di Provinsi Kepri, kegiatan ini menjadi wadah promosi produk unggulan lokal yang selama ini hanya dikenal secara terbatas.
Ragam Produk yang Ditampilkan
Bazar STQH XI menghadirkan produk-produk khas Tanjungpinang dan Kepri yang sangat beragam, mencakup:
- Kuliner lokal: olahan seafood, kue tradisional, kerupuk khas, dan makanan ringan kekinian.
- Kerajinan tangan: tenun khas Melayu, aksesoris kerang, tanjak, dan batik Tanjungpinang.
- Produk IKM inovatif: kosmetik herbal, sabun organik, hingga minuman fermentasi alami.
Dengan lebih dari 50 stand yang tersedia, pengunjung disuguhi beragam pilihan produk bernuansa lokal namun telah dikemas secara modern dan profesional. Tidak sedikit produk yang telah mengantongi sertifikasi halal, izin edar, serta nomor induk berusaha (NIB).
Peran Strategis Pemerintah dan Bank Indonesia
Disdagin Tanjungpinang berperan aktif sebagai koordinator bazar, mulai dari penyediaan fasilitas stan, pendampingan legalitas usaha, hingga edukasi tentang kemasan dan branding. Selain itu, Bank Indonesia Perwakilan Kepri turut ambil bagian dalam memberikan edukasi digitalisasi UMKM serta mendorong penggunaan pembayaran non-tunai selama bazar berlangsung.
Kepala Disdagin, Wina Riany, menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi pemerintah untuk membangun ekosistem UMKM berbasis digital, berdaya saing, dan berkelanjutan. Di tengah transformasi ekonomi pasca pandemi, inisiatif semacam ini memberi semangat baru bagi pelaku usaha kecil.
Antusiasme Masyarakat dan Omzet yang Menggembirakan
Bazar yang berlokasi strategis di pusat kota menjadikannya destinasi belanja dan wisata kuliner selama acara STQH berlangsung. Pengunjung datang tidak hanya dari kalangan warga lokal, tetapi juga peserta STQH, wisatawan domestik, dan pejabat daerah dari seluruh kabupaten/kota di Kepri.
Sejumlah pelaku UMKM melaporkan bahwa selama lima hari acara berlangsung, mereka mengalami peningkatan omzet hingga 300% dibanding hari biasa. Produk kuliner menjadi kategori terlaris, disusul oleh produk fashion dan kerajinan tangan.
Dampak Ekonomi Langsung dan Tidak Langsung
Dampak Langsung:
- Peningkatan pendapatan UMKM/IKM selama kegiatan berlangsung.
- Perluasan jejaring bisnis, baik sesama pelaku usaha maupun dengan lembaga pendukung.
- Peningkatan literasi bisnis, terutama dalam bidang legalitas usaha dan digitalisasi penjualan.
Dampak Tidak Langsung:
- Mendorong kesadaran masyarakat terhadap produk lokal berkualitas.
- Menjadi ruang belajar bagi pelaku usaha baru dalam menghadapi pasar langsung.
- Memunculkan potensi produk-produk unggulan baru yang layak dikembangkan untuk skala regional.
Evaluasi dan Peluang Pengembangan
Meski acara dinilai sukses, terdapat beberapa catatan evaluasi yang dapat menjadi acuan perbaikan ke depan:
- Penataan lokasi stan perlu lebih rapi agar arus pengunjung tidak padat dan membuat nyaman.
- Sarana pendukung digital seperti koneksi Wi-Fi dan stand media sosial live harus ditingkatkan untuk promosi real-time.
- Perlu disiapkan area khusus promosi produk halal dan organik yang semakin diminati pasar saat ini.
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, bazar serupa bisa ditingkatkan skalanya hingga menjadi agenda nasional tahunan, tak hanya sekadar pelengkap acara keagamaan.
Rencana Ke Depan: Menjadikan Bazar sebagai Agenda Tetap
Melihat dampak positif dari bazar STQH XI ini, Disdagin bersama Pemkot Tanjungpinang menyatakan akan menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin tahunan dalam perayaan MTQ, STQ, dan hari besar daerah. Target jangka panjang adalah:
- Integrasi UMKM Tanjungpinang ke platform digital nasional dan internasional.
- Kurikulum pelatihan berkelanjutan untuk pengembangan produk dan pemasaran.
- Kolaborasi berkesinambungan dengan perbankan dan lembaga pembiayaan syariah.
Bazar STQH XI Tanjungpinang 2025 membuktikan bahwa sinergi antara kegiatan keagamaan dan promosi ekonomi lokal dapat berjalan seiring. Melalui partisipasi aktif UMKM dan IKM, serta dukungan dari Disdagin dan Bank Indonesia, acara ini berhasil mendorong pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis budaya dan kearifan lokal.
Bazar ini tidak hanya menyuguhkan pengalaman belanja, namun juga memperkuat identitas kota sebagai pusat perdagangan dan budaya Melayu yang inklusif. Dengan pengembangan yang tepat, Tanjungpinang dapat menjadi sentra UMKM unggulan di wilayah barat Indonesia.