
bantuan Chromebook sekolah menjadi sorotan di SMAN 2 Tanjungpinang setelah pihak sekolah menegaskan hanya tiga unit yang diterima sejak 2021 dan hingga kini tetap dimanfaatkan guru. Kepala sekolah menyebut jumlahnya terbatas, namun membantu kegiatan mengajar, administrasi digital, dan persiapan materi pembelajaran. Di sisi lain, sekolah-sekolah tetangga disebut memperoleh jumlah perangkat yang lebih banyak, bergantung pada alokasi program dan kebutuhan masing-masing.
Keterangan tambahan hadir dari Dinas Pendidikan yang mengingatkan bahwa perangkat tersebut awalnya dikirim untuk mendukung pembelajaran jarak jauh saat pandemi. Setelah tatap muka kembali normal, pemanfaatan diarahkan ke literasi digital, pengelolaan soal, serta pengayaan materi di laboratorium. Pihak sekolah menilai distribusi kecil masih relevan jika disertai perawatan dan jadwal pakai yang tertata sehingga perangkat tidak menganggur dan tetap berdampak pada mutu layanan belajar.
Riwayat Penyaluran dan Pola Pemakaian
Sekolah menjelaskan, paket awal datang pada 2021 ketika kebutuhan perangkat daring meningkat. Tiga unit kemudian diinventarisasi, diberi label aset, dan diarahkan sebagai perangkat bersama untuk guru mata pelajaran inti. Jadwal pemakaian disusun per pekan agar kelas yang membutuhkan presentasi, asesmen berbasis laman, dan pengolahan nilai dapat terlayani. Kebijakan ini dipadukan dengan penyimpanan terpusat di ruang tata usaha untuk memudahkan pengawasan dan perawatan perangkat. Untuk konektivitas, sekolah menambah titik akses Wi-Fi di area guru dan laboratorium.
Dalam evaluasi terbaru, manajemen menilai pemanfaatan berjalan efektif walau belum ideal. Keterbatasan jumlah mendorong penjadwalan ketat, terutama pada masa ujian. Karena itu, sekolah mengusulkan penambahan perangkat pada tahun anggaran mendatang sembari menyiapkan pelatihan singkat bagi pendidik. Pada periode transisi, bantuan Chromebook sekolah dimaksimalkan untuk penyusunan modul digital, pengarsipan nilai, dan pembuatan bank soal. Dukungan teknis ringan—pembaruan sistem serta pemeriksaan baterai—didorong agar umur pakai lebih panjang.
Baca juga : Harga Cabe Tanjungpinang Masih Tinggi di Pasar Lokal
Guru menyebut kehadiran perangkat mempercepat pembuatan materi dan memudahkan berbagi dokumen lintas mata pelajaran. Pembelajaran kolaboratif meningkat ketika perangkat dipakai bergiliran di laboratorium; siswa dapat mengakses simulasi, kuis berbasis cloud, dan referensi multimedia. Meski begitu, sekolah tetap menekankan literasi data dan etika penggunaan agar aktivitas digital mengikuti aturan keamanan. Pengawas wilayah menilai langkah sekolah akomodatif terhadap perubahan kurikulum yang semakin mendorong proyek berbasis teknologi.
Ke depan, sekolah menargetkan penguatan ekosistem: standar operasional peminjaman, jadwal pemeliharaan berkala, dan integrasi dengan platform penilaian. Komite sekolah juga mendorong kemitraan CSR untuk memperluas ketersediaan perangkat tanpa membebani anggaran. Penambahan infrastruktur jaringan menjadi prioritas agar akses stabil selama ujian berbasis komputer. Dalam kerangka ini, bantuan Chromebook sekolah diposisikan sebagai fondasi, sementara penambahan unit akan menjadi akselerator mutu layanan. Dengan dukungan daerah dan pemangku kepentingan, bantuan Chromebook sekolah diharapkan terus memberi dampak nyata pada budaya belajar digital.