
Tanjungpinang Sambut Masjid Baru di Batu IX
Suasana religius menyelimuti Kelurahan Batu IX, Kecamatan Tanjungpinang Timur, ketika Wali Kota Tanjungpinang saat itu, Lis Darmansyah, meresmikan peningkatan status Surau As-Salam menjadi Masjid As-Salam pada Senin (13/2/2017). Peristiwa ini menjadi momentum bersejarah bagi masyarakat setempat, karena kini mereka memiliki tempat ibadah yang lebih representatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan spiritual dan sosial.
Peningkatan status ini bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mendukung pembangunan sarana ibadah yang semakin dibutuhkan warga.
Dari Surau ke Masjid: Apa Artinya?
Surau, dalam budaya Melayu, dikenal sebagai tempat ibadah berkapasitas kecil, biasanya untuk shalat lima waktu dan kegiatan keagamaan skala terbatas. Namun, seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas masyarakat, kebutuhan akan fasilitas ibadah yang lebih besar pun muncul.
Dengan meningkatnya status menjadi masjid, As-Salam kini memiliki hak dan kewajiban lebih luas:
✅ Bisa menggelar shalat Jumat secara rutin.
✅ Dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan, seperti pengajian, majelis taklim, dan pendidikan Al-Qur’an.
✅ Berpotensi menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk santunan, bazar, dan kegiatan sosial lainnya.
Inilah yang diungkapkan Lis Darmansyah saat peresmian. Menurutnya, masjid bukan hanya tempat ibadah ritual, melainkan juga pusat pembinaan umat dan komunitas sosial.
“Masjid As-Salam diharapkan menjadi pusat ibadah sekaligus wadah silaturahmi dan kegiatan sosial yang membawa manfaat luas bagi masyarakat Batu IX,” ujar Lis.
Bentuk Apresiasi untuk Gotong Royong Warga
Lis Darmansyah memberikan apresiasi tinggi kepada warga Kelurahan Batu IX yang telah berperan aktif dalam membangun dan mengembangkan Surau As-Salam hingga akhirnya meningkat status menjadi masjid. Proses pembangunan dan renovasi tempat ibadah ini melibatkan swadaya masyarakat yang menunjukkan kuatnya nilai gotong royong di lingkungan tersebut.
Pembangunan sarana ibadah seperti ini memang tak selalu bergantung pada pemerintah. Partisipasi masyarakat menjadi faktor utama keberhasilan, baik dari sisi pendanaan, tenaga, hingga perawatan pasca pembangunan.
Pemerintah Tanjungpinang Dukung Sarana Ibadah
Pemko Tanjungpinang di bawah kepemimpinan Lis Darmansyah saat itu berkomitmen untuk mendukung pembangunan rumah ibadah di berbagai wilayah. Tidak hanya untuk Islam, tetapi juga rumah ibadah agama lain, sebagai bentuk implementasi nilai toleransi dan kerukunan umat beragama di Tanjungpinang.
Lis menegaskan, pemerintah daerah berusaha memfasilitasi setiap aspirasi masyarakat, termasuk kebutuhan akan tempat ibadah yang lebih layak. Selain dukungan moral, Pemko juga membantu melalui alokasi anggaran pembangunan, hibah, atau fasilitas perizinan.
Kebanggaan dan Harapan Warga Batu IX
Bagi warga Batu IX, peresmian Masjid As-Salam membawa kebanggaan tersendiri. Kini, mereka tak perlu lagi pergi jauh untuk melaksanakan shalat Jumat atau menghadiri majelis pengajian. Terlebih, keberadaan masjid diyakini dapat meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan spiritual masyarakat setempat.
Jumadi, salah seorang tokoh masyarakat, menyatakan rasa syukurnya:
“Kami sangat bersyukur akhirnya As-Salam resmi menjadi masjid. Ini memudahkan kami beribadah, dan kami berharap kegiatan sosial dan keagamaan di sini makin berkembang.”
Selain fungsi ibadah, masjid juga menjadi pusat pendidikan agama bagi anak-anak. Banyak warga berharap masjid ini bisa menjadi tempat pembelajaran Al-Qur’an dan pendidikan karakter yang positif bagi generasi muda.
Masjid sebagai Pusat Kegiatan Sosial
Selain menjadi tempat ibadah, masjid As-Salam kini juga direncanakan menjadi pusat kegiatan sosial masyarakat. Dari bazar murah, pembagian zakat, santunan anak yatim, hingga penyuluhan kesehatan, semuanya bisa dilaksanakan di masjid. Ini sejalan dengan visi Lis Darmansyah yang selalu menginginkan rumah ibadah berfungsi lebih luas.
Dalam konteks sosial, masjid berperan menghidupkan semangat kebersamaan. Banyak permasalahan sosial yang bisa diatasi lewat pertemuan rutin di masjid, mulai dari isu kesehatan, pendidikan, hingga persoalan ekonomi.
Simbol Kehidupan Beragama yang Harmonis
Peresmian Masjid As-Salam juga menjadi simbol kehidupan beragama yang harmonis di Tanjungpinang. Pemerintah kota berharap peningkatan status surau menjadi masjid ini menjadi contoh bagi wilayah lain untuk terus memperkuat kebersamaan, toleransi, dan gotong royong.
Tanjungpinang selama ini dikenal sebagai kota yang multikultural. Pembangunan sarana ibadah dari berbagai agama berjalan berdampingan tanpa konflik berarti, menjadi modal sosial penting bagi kemajuan daerah.
Lebih dari Sekadar Bangunan
Peningkatan status Surau As-Salam menjadi Masjid As-Salam bukan hanya soal perubahan nama atau status administrasi. Di balik itu, terdapat nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan visi membangun masyarakat yang lebih baik. Bagi warga Batu IX, masjid ini adalah simbol harapan sekaligus wadah memperkuat iman dan silaturahmi.
Semoga Masjid As-Salam menjadi pusat keberkahan bagi masyarakat sekitar dan terus berperan aktif dalam pembangunan spiritual dan sosial Kota Tanjungpinang.