
Pemerintah Kota Tanjungpinang menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan skrining riwayat kesehatan digital dari BPJS Kesehatan. Program ini bertujuan untuk mendeteksi risiko penyakit kronis sejak dini, sekaligus meningkatkan kesadaran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap kondisi kesehatan pribadi mereka.
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, menyampaikan bahwa pihaknya siap mengerahkan aparatur sipil negara (ASN) sebagai peserta awal skrining. Menurutnya, skrining digital ini sangat penting karena mampu memberikan informasi awal mengenai potensi risiko penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan jantung tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan.
Pelaksanaan skrining dilakukan melalui platform digital BPJS seperti website resmi, aplikasi Mobile JKN, serta layanan PANDAWA. Skrining ini terbuka bagi seluruh peserta JKN berusia minimal 15 tahun, dan dianjurkan untuk dilakukan secara berkala minimal satu kali dalam setahun.
Sosialisasi Dimulai dari ASN dan Momen HUT RI
Langkah awal pelaksanaan skrining digital akan menyasar pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Kota. Sekda Zulhidayat menegaskan bahwa partisipasi ASN penting untuk menjadi contoh bagi masyarakat umum.
“Kami akan dorong seluruh ASN mengikuti skrining ini. Prosesnya cepat dan bisa dilakukan dari mana saja. Ini bentuk kesadaran awal terhadap kesehatan diri,” jelasnya.
Selain ASN, Pemkot juga berencana memanfaatkan momen Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia sebagai sarana sosialisasi. Dalam kegiatan gerak jalan yang akan digelar pada pertengahan Agustus 2025, BPJS Kesehatan diundang untuk membuka stan informasi dan panduan pengisian skrining digital secara langsung di lokasi acara.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap antusiasme masyarakat terhadap program skrining akan meningkat, terutama di kalangan warga yang belum terbiasa menggunakan aplikasi layanan kesehatan digital.
Kepala BPJS Kesehatan cabang Tanjungpinang menjelaskan bahwa skrining digital sangat efektif sebagai alat deteksi dini. Melalui pengisian kuisioner secara online, peserta akan mendapatkan hasil yang mengindikasikan tingkat risiko terhadap penyakit tertentu.
Jika hasil menunjukkan risiko tinggi, peserta akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas atau klinik. Ini akan mempercepat proses penanganan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga : Dinkes Tanjungpinang Ajak Warga Miskin Daftar BPJS PBI Gratis
Pemerintah kota juga menyampaikan bahwa data hasil skrining akan dijadikan dasar dalam perencanaan program kesehatan ke depan. Selain itu, informasi tersebut bisa menjadi rujukan dalam menentukan kebutuhan intervensi, alokasi anggaran, dan strategi preventif berbasis data.
Hingga akhir tahun 2025, Pemko menargetkan partisipasi masyarakat dalam program skrining ini bisa mencapai lebih dari 75 persen, khususnya di kalangan peserta aktif JKN. Keberhasilan ini diharapkan menjadi contoh implementasi pelayanan digital bidang kesehatan yang efektif dan efisien.