Simulasi Bencana Nataru digelar Polresta Tanjungpinang untuk menguji respons cepat langsung menghadapi keadaan darurat jelang Natal dan Tahun Baru. Kegiatan berlangsung di Mapolresta setelah apel gelar pasukan, dengan skenario evakuasi korban dan pengamanan area sekitar oleh beberapa satuan fungsi. Petugas mempraktikkan alur komando, pelaporan situasi, serta pembagian peran saat kondisi berubah mendadak.
Kapolresta Kombes Pol Hamam Wahyudi menekankan kesiapsiagaan personel, peralatan, dan jalur komunikasi agar penanganan tidak terlambat di lapangan. Ia meminta setiap unit memahami tugasnya, dari pengaturan lalu lintas, pengamanan lokasi, sampai dukungan layanan kemanusiaan. Menurutnya, latihan ini penting karena cuaca ekstrem berpotensi mengganggu mobilitas warga dan meningkatkan risiko insiden.
Pemkot Tanjungpinang melalui Wali Kota Lis Darmansyah menyatakan dukungan lintas instansi akan dikerahkan, termasuk BPBD, Dishub, dan Satpol PP. Kolaborasi itu diharapkan mempercepat keputusan dan mengurangi tumpang tindih saat terjadi bencana di titik rawan. Melalui Simulasi Bencana Nataru, Polresta juga menyiapkan evaluasi untuk memperbaiki SOP sebelum puncak arus liburan.
Dapur Umum dan Posko Kesehatan Disiagakan
Simulasi menampilkan operasional dapur umum yang menyiapkan makanan bagi warga terdampak, lengkap dengan alur distribusi dan pencatatan kebutuhan. Petugas memeragakan cara menerima bahan, memasak, mengemas, lalu menyalurkan logistik ke titik kumpul. Mereka melatih penghitungan porsi, pengaturan antrean, dan pembagian jadwal kerja agar layanan tidak berhenti secara bergiliran setiap jam. Koordinasi dengan relawan disimulasikan supaya bantuan tidak menumpuk di satu lokasi dan tetap tepat sasaran.
Pada sisi layanan medis, posko kesehatan disiapkan untuk triase awal, pertolongan pertama, serta rujukan bila korban membutuhkan perawatan lanjutan. Tim memperagakan penanganan hipotermia, dehidrasi, dan luka ringan, sekaligus memastikan jalur ambulans tetap terbuka saat kepadatan meningkat. Rangkaian ini menjadi inti Simulasi Bencana Nataru karena menyangkut keselamatan korban dan ketertiban arus evakuasi. Petugas juga menguji pencatatan pasien agar rujukan dan pendamping keluarga berjalan tertib.
Selain itu, Polresta mengecek ketersediaan tenda, penerangan, genset, radio komunikasi, serta perlengkapan dasar lain yang biasanya dibutuhkan saat penanganan darurat. Catatan kekurangan dicatat sebagai bahan perbaikan, termasuk kebutuhan stok obat, air bersih, dan bahan bakar. Tim turut memetakan titik sanitasi dan area istirahat agar pengungsi tetap nyaman bila harus bertahan lebih dari satu malam. Dengan standar yang sama, Simulasi Bencana Nataru diharapkan memudahkan lintas instansi bergerak lebih serempak secara terukur ketika cuaca memburuk.
Kepolisian menegaskan penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendiri, sehingga sinergi Forkopimda dan perangkat daerah menjadi penentu di lapangan. Pemkot menyiapkan dukungan fasilitas, termasuk rekayasa lalu lintas bila ada titik rawan banjir, pohon tumbang, atau gelombang tinggi yang mengganggu akses. Koordinasi juga diarahkan untuk menjaga jalur menuju rumah sakit, pelabuhan, dan pusat keramaian selama periode libur. Rapat koordinasi posko terpadu disiapkan untuk menyatukan data, personel, dan logistik.
Baca juga : Pengawasan Harga Beras Satgas Pangan Tanjungpinang
Selain kesiapan teknis, petugas mengimbau warga memantau prakiraan cuaca dan segera melapor bila melihat kondisi berbahaya di lingkungan sekitar. Langkah sederhana seperti menghindari area genangan, memastikan instalasi listrik aman, dan menunda perjalanan saat hujan lebat dinilai dapat mengurangi risiko. Warga juga diminta mengecek atap, mengamankan barang mudah hanyut, serta menyimpan dokumen penting di tempat kering. Jika darurat, masyarakat mengikuti arahan resmi petugas dan tidak menyebarkan informasi keliru.
Polresta menyatakan pengamanan Nataru berjalan beriringan dengan kesiapan penanganan darurat, karena kepadatan aktivitas dapat memperbesar dampak bila terjadi insiden. Petugas menyiapkan saluran informasi darurat agar laporan warga cepat diverifikasi dan ditindaklanjuti langsung di lapangan tanpa menunggu lama. Evaluasi pascalatihan akan dilakukan untuk menyempurnakan SOP, jalur komunikasi, dan penempatan personel pada jam rawan. Hasil Simulasi Bencana Nataru diharapkan membuat Tanjungpinang lebih cepat pulih dan layanan publik tetap berjalan.






