
Pawai Budaya Tanjungpinang menjadi agenda pembuka perayaan Hari Jadi ke-24 Kota Otonom pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Start dijadwalkan pukul 06.30 WIB dari Jalan Ketapang, tepat di depan gerai kuliner populer, lalu bergerak menuju Panggung Tugu Sirih Tepi Laut sebagai titik finis. Di jalur ini, masyarakat dapat menikmati suguhan kostum tematik, musik tradisi, hingga atraksi komunitas yang menyorot kekayaan budaya pesisir.
Kegiatan ini diproyeksikan menjadi magnet kunjungan sekaligus ruang ekspresi bagi pelajar, sanggar, dan paguyuban. Pemerintah daerah menekankan tertib acara, kebersihan area publik, serta dukungan UMKM sepanjang koridor pawai. Selain menjadi sarana promosi pariwisata, agenda ini diharapkan memperkuat identitas kota dan semangat kolaborasi antar-kecamatan dalam bingkai keberagaman.
Rute, Peserta, dan Skema Hadiah Lomba
Rangkaian dimulai dari rombongan pejalan kaki dan penampil seni, disusul arak-arakan kendaraan tematik. Untuk kategori mobil hias, pelepasan dilakukan dari Terminal Sei Carang Bincen dan berakhir di Tugu Sirih Tepi Laut. Panitia menyiapkan panggung penilaian di area finis agar dewan juri dapat menilai koreografi, kekompakan, serta kreativitas presentasi. Dalam catatan terbaru, pendaftar meliputi 17 SMP, 4 kecamatan, 17 sanggar atau paguyuban, dan 29 kendaraan hias—indikasi antusiasme tinggi dari seluruh lapisan. Pawai Budaya Tanjungpinang juga memberi ruang promosi bagi pelaku UMKM melalui stan kuliner dan kerajinan.
Total hadiah mencapai Rp32 juta untuk empat kategori utama: kecamatan, SLTP, paguyuban atau sanggar seni, serta mobil hias. Mekanisme penjurian menitikberatkan orisinalitas, kesesuaian tema, dan eksekusi panggung. Informasi teknis—mulai dari nomor urut, titik komando, hingga prosedur keselamatan—dibagikan ke peserta guna memastikan arus iring-iringan tetap lancar serta ramah penonton. Pawai Budaya Tanjungpinang diharapkan menjadi tolok ukur penyelenggaraan yang rapi dan aman.
Baca juga : Fun Run Tanjungpinang Ditargetkan Jadi Agenda Tahunan
Sejumlah pengalihan arus bersifat situasional di koridor Ketapang hingga Tugu Sirih. Warga disarankan datang lebih pagi, menggunakan transportasi umum atau parkir di kantong yang disiapkan, serta menjaga kebersihan selama acara. Pedagang kaki lima diarahkan tertib agar jalur penonton tidak terganggu. Panitia menempatkan petugas kesehatan, pemadam, dan keamanan di beberapa pos untuk mempercepat respons insiden. Pawai Budaya Tanjungpinang turut mengangkat nilai edukatif melalui pengenalan busana daerah dan sejarah lokal kepada pelajar.
Selepas pawai, kemeriahan berlanjut dengan Parade Tari pada 18 Oktober malam di kawasan Tugu Sirih Tepi Laut, memperebutkan total Rp23,5 juta untuk penataan tari, musik, dan busana terbaik. Penyelenggara mengajak warga berpartisipasi aktif, mendukung karya komunitas, dan mempromosikan acara melalui kanal digital resmi. Dengan pengelolaan yang baik, Pawai Budaya Tanjungpinang diyakini memberikan efek ganda bagi ekonomi lokal serta memperkuat citra kota sebagai etalase budaya maritim.