
KM Sabuk Nusantara 48 yang beroperasi di bawah PT Pelni Cabang Tanjungpinang terpaksa menunda jadwal perjalanan karena mesin rusak batal berlayar. Pihak Pelni menegaskan, meskipun kerusakan terjadi bukan pada mesin utama, keputusan penundaan tetap diambil demi menjamin keselamatan seluruh penumpang.
Sebanyak 53 penumpang yang sudah bersiap berangkat dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, akhirnya batal berlayar. Mereka dijanjikan akan menerima pengembalian penuh uang tiket. Penundaan ini memang menimbulkan kekecewaan, namun keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Situasi darurat semacam ini membuktikan pentingnya kesiapan operator dalam menghadapi kondisi mesin rusak batal berlayar yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Perbaikan Kapal dan Tanggung Jawab Pelni
Tim teknis dari PT Pelni langsung melakukan perbaikan terhadap mesin kapal yang bermasalah. Hingga kini, upaya perbaikan masih berlangsung agar pelayaran KM Sabuk Nusantara 48 bisa kembali normal. Pihak perusahaan memastikan bahwa semua proses dilakukan dengan standar keamanan tinggi agar kejadian serupa tidak berulang.
Penundaan akibat mesin rusak batal berlayar ini juga membuat distribusi barang logistik ke sejumlah pulau ikut tertunda. Meski demikian, Pelni menegaskan komitmennya untuk segera menyalurkan barang begitu kapal siap berlayar. Di sisi lain, transparansi informasi kepada penumpang dianggap sebagai langkah tepat, sehingga mereka bisa memahami kondisi sebenarnya tanpa merasa ditinggalkan.
Kebijakan pengembalian tiket penuh disambut positif oleh sebagian penumpang, meski rasa kecewa tetap ada. Menurut mereka, keputusan Pelni sudah benar, karena keselamatan tidak bisa ditawar. Hal ini sekaligus menjadi pelajaran bahwa pemeliharaan kapal harus diperketat agar insiden mesin rusak batal berlayar bisa diantisipasi lebih awal.
Bagi masyarakat kepulauan, KM Sabuk Nusantara 48 bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga jalur penting distribusi bahan kebutuhan sehari-hari. Penundaan keberangkatan membuat beberapa aktivitas warga terhambat, terutama mereka yang bergantung pada pasokan barang dari Tanjungpinang. Karena itu, keandalan operasional kapal sangat menentukan keberlangsungan ekonomi masyarakat pulau.
Baca juga : Jadwal Kapal PELNI Tanjungpinang Agustus 2025
Ke depan, banyak pihak berharap agar pemerintah dan Pelni bisa meningkatkan perawatan armada. Insiden mesin rusak batal berlayar harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh. Dengan sistem pemeliharaan yang lebih ketat, diharapkan layanan kapal bisa lebih stabil dan tidak merugikan penumpang maupun masyarakat luas.
Meskipun kekecewaan tidak terelakkan, sebagian penumpang tetap memberi apresiasi pada langkah Pelni yang mendahulukan keselamatan. Harapannya, setelah perbaikan selesai, jadwal baru bisa segera diumumkan dan kepercayaan publik terhadap layanan kapal tetap terjaga.