
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan layanan kesehatan Tanjungpinang secara menyeluruh berdasarkan pendekatan siklus hidup. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan advokasi dan koordinasi yang melibatkan lintas organisasi perangkat daerah, Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, serta mitra layanan publik lainnya.
Forum tersebut bertujuan menyusun strategi kolaboratif agar layanan kesehatan Tanjungpinang mampu menjangkau masyarakat dari seluruh tahapan usia—mulai dari bayi baru lahir, anak-anak, remaja, ibu hamil, hingga lansia. Pendekatan ini dinilai penting demi menyukseskan program Universal Health Coverage (UHC) secara lokal dan nasional.
Wali Kota menyampaikan bahwa tantangan di sektor kesehatan harus direspons dengan sistem yang berkelanjutan dan berbasis data. Oleh karena itu, Pemkot Tanjungpinang akan membentuk tim teknis untuk mendeteksi kebutuhan layanan di lapangan serta menyinkronkan program pusat dan daerah secara tepat sasaran.
Penguatan Kolaborasi Lintas Sektor
Melalui pendekatan berbasis siklus hidup, Pemkot ingin memastikan bahwa semua warga mendapatkan hak layanan yang sesuai dengan fase kehidupannya. Misalnya, imunisasi lengkap untuk anak, layanan kesehatan reproduksi bagi remaja, hingga pemeriksaan rutin bagi lansia. Seluruh inisiatif itu akan diintegrasikan dalam program layanan kesehatan Tanjungpinang secara bertahap.
Salah satu fokus utama adalah penguatan fasilitas posyandu dan puskesmas yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan primer. Pemerintah juga membuka peluang agar beberapa puskesmas bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk meningkatkan fleksibilitas operasional.
Selain infrastruktur, Pemerintah Kota juga menjajaki kemitraan dengan BPJS Kesehatan untuk mengintegrasikan sistem data dan validasi kepesertaan. Dengan begitu, setiap warga Tanjungpinang akan terdata dengan baik dan mendapatkan akses ke program kesehatan preventif, promotif, kuratif, serta rehabilitatif.
Lis juga menggarisbawahi bahwa peningkatan layanan kesehatan Tanjungpinang akan berdampak langsung pada penurunan angka stunting, gizi buruk, dan angka kematian ibu dan bayi. Pemkot akan menempatkan indikator kesehatan ini sebagai tolak ukur keberhasilan program lintas siklus hidup.
Baca juga : Tanjungpinang Dukung Skrining Digital BPJS Kesehatan
Pemerintah Kota menargetkan cakupan layanan mencapai 98 persen warga aktif di sistem kesehatan pada akhir 2025. Peningkatan pelayanan juga akan disertai pengawasan berkelanjutan, termasuk sistem pelaporan berbasis aplikasi dan evaluasi berkala oleh tim pengendali mutu.
Warga Tanjungpinang juga diajak terlibat aktif dalam peningkatan kualitas hidup melalui kebiasaan hidup sehat. Partisipasi komunitas menjadi bagian penting dari keberhasilan layanan kesehatan Tanjungpinang secara berkelanjutan.