Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang menjadi agenda utama Polresta Tanjungpinang dalam apel tanggap darurat yang dipimpin Kapolresta Kombes Pol Hamam Wahyudi. Kegiatan di lapangan Mapolresta ini menghimpun TNI-Polri, BPBD, Basarnas, Dishub, dan BMKG untuk menyelaraskan prosedur respons bencana hidrometeorologi. Tujuan utama ialah memastikan personel, logistik, dan jalur komunikasi siap digunakan kapan saja, termasuk prosedur evakuasi penduduk rentan. Pola komando terpadu ditegaskan agar pergerakan pasukan, distribusi bantuan, dan penyampaian informasi publik berlangsung cepat serta akurat.
Menjelang puncak musim hujan, pengecekan perahu karet, pompa, genset, hingga radio komunikasi dilakukan bersama. Polresta Tanjungpinang menyiapkan posko siaga, simulasi pencarian korban, dan patroli kawasan rawan banjir, longsor, angin kencang, karhutla, serta laka laut. Koordinasi data peringatan dini BMKG diperbanyak melalui grup pengendali, sehingga keputusan lapangan bisa diambil berbasis bukti. Di level komunitas, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang ditekankan melalui imbauan RT/RW, pembersihan drainase, dan latihan evakuasi mandiri warga pesisir.
Rincian Apel dan Kesiapan Peralatan
Apel dimulai dengan pemeriksaan barisan dan uji fungsi peralatan: truk serbaguna, perahu karet, ambulans, tenda, lampu sorot, hingga peralatan medis dasar. Kapolresta Kombes Pol Hamam Wahyudi memetakan pembagian sektor dan rute evakuasi, termasuk titik pengungsian, dapur umum, serta jalur distribusi logistik. Basarnas menyiapkan tim selam dan high angle rescue, sementara BPBD menata gudang peralatan banjir dan alat pemotong bagi respon cepat pohon tumbang. Untuk mengurangi miskomunikasi, seluruh komandan sektor menggunakan kanal radio yang sama dan aplikasi pelaporan insiden secara realtime. Pada tahap ini, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang diarahkan agar setiap menit respons membawa dampak nyata bagi keselamatan jiwa.
Sesi berikutnya berupa skenario latihan: laporan curah hujan tinggi dari BMKG, kenaikan debit air, lalu aktivasi sirine peringatan, pembukaan posko kelurahan, dan pengalihan lalu lintas oleh Dishub. TNI-Polri mengamankan area, tim kesehatan melakukan triase, sementara relawan mengatur distribusi selimut dan makanan siap saji. Setelah simulasi, evaluasi singkat digelar untuk menutup celah koordinasi, dari manuver kendaraan berat sampai penandaan lokasi aman bagi kelompok rentan. Polresta Tanjungpinang menegaskan bahwa Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang harus berkelanjutan melalui jadwal patroli, inspeksi peralatan, dan pelatihan gabungan rutin.
Baca juga : Tertib Lalu Lintas Sat Lantas Tanjungpinang Intensif
Peta risiko menempatkan kawasan rendah dan dekat aliran air sebagai prioritas: akses keluar-masuk mesti dipastikan, drainase dibersihkan, dan benda mudah hanyut dipindahkan. Pemerintah daerah menyiapkan pesan singkat darurat, hotline layanan, serta titik kumpul berlapis untuk berjaga jika kondisi memburuk. Warga didorong menyimpan dokumen penting dalam wadah kedap air, menyiapkan tas siaga keluarga, serta memetakan jalur evakuasi terdekat. Dalam rapat koordinasi, Polresta Tanjungpinang meminta pengurus lingkungan aktif melaporkan genangan, pohon miring, atau kabel berbahaya agar intervensi cepat dilakukan. Di sisi lain, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang mengandalkan edukasi terus-menerus agar kebiasaan pencegahan terbentuk sebelum bencana.
Pendekatan kolaboratif juga menyasar sekolah, pasar, dan pelabuhan. Pengelola diminta menyiapkan rambu arah evakuasi, kotak P3K, serta daftar kontak darurat yang mudah diakses. Nelayan dan operator kapal diimbau memantau notifikasi cuaca serta mengutamakan keselamatan saat gelombang meningkat. Untuk mengurangi risiko kebakaran lahan di musim kering antar-musim, patroli terpadu digiatkan dan jalur sekat bakar dibersihkan. Polresta Tanjungpinang menyatakan keberhasilan respons tidak hanya diukur saat darurat, tetapi dari seberapa siap warga beradaptasi. Karena itu, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang ditopang oleh data, latihan, dan kedisiplinan kolektif yang konsisten.






