Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang menjadi sorotan setelah BPBD Tanjungpinang mencatat 44 kejadian sepanjang Januari–Oktober 2025, didominasi banjir, longsor, dan pohon tumbang. Data ini memotret tantangan akhir tahun saat hujan lebat dan angin kencang meningkat, terutama di pesisir serta kawasan berdrainase tua. Pemerintah kota mengaktifkan apel siaga lintas instansi dan memastikan jalur komunikasi darurat berjalan, dari peringatan dini hingga penanganan cepat di titik rawan. Di sisi layanan dasar, posko, ambulans, dan dukungan logistik disiagakan untuk kelompok rentan seperti lansia, anak, dan penyandang disabilitas.
BPBD menggarisbawahi pentingnya verifikasi dampak—jumlah rumah rusak, korban terdampak, dan kebutuhan mendesak—agar bantuan tepat sasaran. Pendataan ini memandu prioritas perbaikan saluran, pemangkasan pohon, serta kesiapan alat berat. Kolaborasi dengan kelurahan dan relawan digiatkan untuk memetakan jalur evakuasi dan titik kumpul. Dengan langkah terarah, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang diharapkan mengurangi risiko korban sekaligus mempercepat pemulihan sosial ekonomi warga.
Peta Rawan, Personel, dan Standar Operasi
Pemutakhiran peta rawan dilakukan berbasis laporan lapangan dan curah hujan terkini. Koridor pesisir—rawan banjir rob—dan lereng tanah curam mendapat pengawasan intensif, sementara inspeksi pepohonan tua dipercepat sebelum puncak musim hujan. Personel gabungan dari BPBD, Dinas PU, Dinas Perkim, Damkar, TNI–Polri, hingga relawan dilatih pada simulasi banjir, longsor, dan kebakaran permukiman. Dalam setiap skenario, komando insiden memastikan keputusan cepat dan terukur.
Kesiapsiagaan logistik mencakup karung pasir, gergaji mesin, pompa portabel, lampu penerangan, dan tenda pengungsian. Uji coba sistem komunikasi, dari radio hingga grup resmi pesan cepat, dilaksanakan berkala agar informasi arus lalu lintas, penutupan jalan, dan kondisi jembatan tersampaikan jelas. Di tingkat keluarga, warga diminta menyiapkan tas siaga dan menyimpan dokumen penting kedap air. Dengan kombinasi pencegahan teknis dan literasi publik, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang dapat menekan potensi kerugian saat cuaca ekstrem.
Baca juga : BPBD Tanjungpinang Tindak Cepat Longsor di Kelurahan Kemboja
Saat kejadian, prioritas diarahkan pada evakuasi, triase medis, serta pengamanan jalur ambulans. Unit layanan bergerak mengidentifikasi kebutuhan spesifik—pangan, air bersih, selimut—serta memisahkan zona aman bagi anak dan lansia. Setelah cuaca membaik, tim teknis mengevaluasi struktur ringan, memperbaiki drainase, dan menormalkan jaringan listrik. Pelaporan kerusakan rumah dipandu format sederhana agar bantuan darurat cepat disalurkan.
Edukasi berkelanjutan digelar melalui sekolah, masjid, dan pos RW: mengenali tanda longsor, etika berlalu lintas saat banjir, hingga cara menghindari hoaks bantuan. Pemerintah kota mendorong gotong royong membersihkan sedimen selokan dan memilah sampah untuk mencegah sumbatan. Dengan koordinasi lintas OPD dan dukungan komunitas, Kesiapsiagaan Bencana Tanjungpinang bergerak dari reaktif menjadi preventif, memastikan keselamatan warga sekaligus menjaga aktivitas ekonomi tetap berjalan.






