Keberangkatan Kapal Ditunda menjadi kebijakan yang ditegaskan KSOP Tanjungpinang ketika cuaca ekstrem mengancam keselamatan pelayaran jelang Natal dan Tahun Baru. Otoritas pelabuhan menyatakan keputusan penundaan diambil berdasarkan pemantauan kondisi laut dan rekomendasi keselamatan. Langkah ini disiapkan agar perjalanan penumpang tetap terkendali, terutama pada rute-rute yang rawan gelombang tinggi dan angin kencang.
Menjelang arus Nataru, KSOP memperkirakan pergerakan penumpang meningkat signifikan di Pelabuhan Sri Bintan Pura. Proyeksi layanan menyebut total penumpang bisa mencapai sekitar 174 ribu orang selama periode libur. Dengan beban itu, pengawasan kelaiklautan kapal, jadwal sandar, dan kesiapan kru menjadi fokus harian. Petugas menyiapkan ruang tunggu tambahan dan layanan informasi di pelabuhan utama.
Di sisi lain, masyarakat diminta memahami bahwa penundaan bukan berarti pelayanan berhenti, melainkan penyesuaian demi menekan risiko kecelakaan. KSOP menyiapkan koordinasi lintas instansi untuk mengatur arus, termasuk informasi perubahan jadwal secara cepat. Kebijakan Keberangkatan Kapal Ditunda juga akan diterapkan jika penilaian keselamatan menunjukkan kondisi belum memungkinkan kapal berlayar.
Armada Disiagakan, Puncak Arus Dipetakan
Kesiapan armada menjadi penopang utama untuk menjaga arus penumpang tetap lancar saat jadwal berpotensi berubah. KSOP menyiapkan 46 kapal yang siap dioperasikan, termasuk tujuh kapal cadangan untuk mengganti armada jika ada kendala teknis. Penempatan kapal cadangan disesuaikan dengan kebutuhan rute dan kepadatan jam keberangkatan. Petugas menyiapkan pengaturan jalur masuk-keluar, pemeriksaan tiket, dan pembatasan barang bawaan agar tidak berdesakan di jam padat.
Puncak keberangkatan diprediksi terjadi pada 22 dan 29 Desember 2025, sehingga pengaturan slot sandar dan antrean penumpang diperketat. Pada hari-hari itu, Keberangkatan Kapal Ditunda bisa diterapkan lebih sering bila gelombang meningkat mendadak, dengan prioritas keselamatan di atas ketepatan waktu. Operator pelayaran diminta menyiapkan skema pengembalian tiket dan penjadwalan ulang agar layanan tetap tertib. Koordinasi dengan petugas terminal, kepolisian, dan operator dipererat untuk mengurai penumpukan serta menjaga ketertiban antrean.
KSOP juga mengingatkan pemeriksaan kelaiklautan tidak boleh longgar, termasuk kondisi mesin, alat keselamatan, dan kesiapan kru. Informasi cuaca dan perubahan jadwal akan diumumkan lebih awal agar penumpang tidak menumpuk di dermaga melalui pengeras suara, papan digital, dan kanal pengumuman resmi. Puncak kedatangan diperkirakan 3 hingga 4 Januari 2026, sehingga disiapkan petugas tambahan dan layanan informasi berlapis. Jika terjadi cuaca ekstrem berulang, Keberangkatan Kapal Ditunda menjadi opsi untuk mencegah perjalanan berisiko di perairan terbuka.
KSOP menegaskan keputusan penundaan keberangkatan berada pada kewenangan syahbandar ketika keselamatan pelayaran dipertaruhkan. Pertimbangan utama mencakup kelaiklautan kapal, kesiapan alat keselamatan, serta kondisi cuaca yang dinilai tidak aman untuk pelayaran penumpang. Kebijakan ini biasanya disertai pemeriksaan dokumen dan verifikasi laporan lapangan sebelum izin berlayar diterbitkan. Dengan pola ini, keputusan tidak bergantung rumor, tetapi pada indikator keselamatan yang terukur dan dapat diaudit.
Baca juga : Simulasi Bencana Nataru Polresta Tanjungpinang Siaga
Agen pelayaran dan nahkoda diminta rutin berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau tinggi gelombang, arah angin, dan potensi hujan lebat. Informasi prakiraan digunakan untuk menyusun rencana pelayaran, termasuk perubahan jam berangkat dan penyesuaian rute bila diperlukan. Di pelabuhan, petugas akan memperbarui informasi melalui loket, pengeras suara, serta kanal resmi agar penumpang tidak salah jadwal. Koordinasi ini penting karena perubahan cuaca di perairan Kepri dapat terjadi cepat, bahkan dalam hitungan jam.
Untuk penumpang, KSOP mengimbau datang lebih awal dan menyiapkan opsi perjalanan cadangan, terutama pada tanggal puncak arus. Jika Keberangkatan Kapal Ditunda, penumpang diminta mengikuti arahan petugas, menjaga antrean, dan menghindari memaksa naik kapal saat cuaca memburuk. Operator juga didorong memperjelas mekanisme reschedule, pengembalian dana, dan prioritas lansia serta anak agar layanan tetap manusiawi. Penumpang disarankan membawa jas hujan, obat pribadi, dan menjaga barang berharga tetap kering selama menunggu lama di ruang tunggu.






