
GOW Tanjungpinang 2025 resmi dikukuhkan oleh Wali Kota Lis Darmansyah bersamaan dengan jaringan PUSPA. Pemerintah kota menekankan sinergi organisasi perempuan dengan perangkat daerah untuk memperkuat layanan perlindungan perempuan dan anak, serta mendorong kemandirian ekonomi keluarga. Pengurus baru diminta segera menyusun rencana kerja yang terukur dan berorientasi pada dampak, mulai dari literasi keuangan hingga penguatan UMKM perempuan.
Upacara pengukuhan menjadi momentum konsolidasi pasca-Musda. Pemkot menautkan program GOW dan PUSPA dengan indikator kinerja daerah agar akuntabilitas publik tetap terjaga. Selain koordinasi lintas OPD, kemitraan dengan dunia usaha dan komunitas dinilai penting untuk memperluas jangkauan layanan. Agenda awal meliputi pemutakhiran basis data anggota, pemetaan isu prioritas di kecamatan, serta kalender kegiatan tahunan yang realistis dan berkelanjutan.
Program Prioritas dan Sinergi OPD
Fokus awal diarahkan pada penguatan kapasitas kader, klinik usaha mikro, pelatihan pemasaran digital, serta dukungan akses pembiayaan. Dinas terkait diminta membuka ruang pendampingan reguler bagi pelaku usaha perempuan, termasuk kurasi produk dan jejaring event pameran. Dalam bidang perlindungan, layanan rujukan kasus akan diperkuat lewat kerja sama puskesmas, sekolah, dan perangkat kelurahan. Dengan kerangka ini, pengurus menarget layanan cepat, ramah anak, dan berperspektif korban.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci. Pemerintah mendorong integrasi data sosial agar program tepat sasaran, dari pemetaan keluarga rentan hingga sebaran kasus kekerasan. Untuk transparansi, hasil kegiatan dilaporkan berkala melalui rapat triwulanan dan publikasi capaian. Di sisi komunikasi publik, kanal resmi akan menyiarkan edukasi pencegahan kekerasan dan literasi keuangan. Komitmen ini diharapkan membuat GOW Tanjungpinang 2025 menjadi penggerak utama pengarusutamaan gender di tingkat kota.
Baca juga : Kepengurusan Baru IIDI Tanjungpinang Didukung GOW
Dalam 12 bulan pertama, pengurus membidik penambahan wirausaha baru, peningkatan omzet UMKM binaan, serta bertambahnya kader pelapor di tiap kelurahan. Pemerintah menyiapkan skema monitoring: indikator output (jumlah pelatihan, peserta, dan kasus terlayani) serta outcome (penurunan kasus kekerasan dan kenaikan pendapatan keluarga). Pendampingan psikososial bagi penyintas juga diprioritaskan dengan standar layanan yang jelas dan mudah diakses.
Untuk menjaga keberlanjutan, kemitraan CSR diarahkan pada beasiswa keterampilan, inkubasi usaha, dan akses pasar digital. Showcase produk perempuan akan dimasukkan dalam agenda event daerah agar promosi berkesinambungan. Pengurus menegaskan budaya kerja yang akuntabel—setiap kegiatan memiliki PIC, jadwal, dan ukuran capaian. Dengan tata kelola yang disiplin, GOW Tanjungpinang 2025 diharapkan mempercepat pemberdayaan perempuan, memperkuat ketahanan keluarga, dan memperluas jaring perlindungan anak di Tanjungpinang.