Festival Kopi Tanjungpinang resmi ditutup Wali Kota Lis Darmansyah pada Minggu malam, 2 November 2025, di Jalan Merdeka, Tanjungpinang. Didampingi Ketua TP PKK Yuniarni Pustoko Weni, Lis menyapa pengunjung dan mencicipi kuliner khas UMKM setempat. Keramaian memenuhi koridor perdagangan, menandai antusiasme warga dan wisatawan. Penutupan berjalan tertib berkat dukungan petugas gabungan dan relawan, sementara stan menampilkan identitas merek serta cerita bahan baku dengan pengamanan yang memadai.
Lis menekankan misi pemerataan ekonomi melalui event yang mempertemukan produsen, kurator, dan wisatawan. Festival ini memberi ruang branding, uji pasar, dan jejaring lintas sektor. Panitia menata zona kuliner, panggung, dan area duduk agar arus tidak menumpuk. Pedagang menyebut cuaca bersahabat dan transaksi meningkat hingga jelang penutupan. Sebagai tuan rumah, Festival Kopi Tanjungpinang memperkuat citra kota yang ramah UMKM dan terbuka bagi investasi pariwisata.
Dampak UMKM dan Kolaborasi Lapangan
Di area bazar, pelaku usaha menampilkan kopi dan kudapan khas; interaksi langsung mendorong transaksi berulang. Lis Darmansyah menilai format festival memudahkan kurasi produk, pengukuran minat, dan pencatatan penjualan harian. Festival Kopi Tanjungpinang juga memperluas jaringan, karena pengunjung mendapatkan kontak pemasok, reseller, dan kanal daring. Ragam stan memperlihatkan inovasi rasa, mulai dari olahan biji lokal, kudapan manis, hingga pilihan tanpa gula. Dialog pembeli-penjual membuka ruang masukan untuk perbaikan resep, ukuran saji, dan harga paket. Komunitas pemuda membantu dokumentasi digital, mengunggah konten singkat agar jangkauan promosi meluas. Para pengunjung mengikuti demo seduh dan bincang singkat tentang profil rasa, memperkaya pemahaman terhadap kualitas biji lokal.
Pemko Tanjungpinang menjanjikan kalender giat ekonomi kreatif yang lebih padat, melibatkan dinas terkait, komunitas barista, dan pengelola ruang publik. Festival Kopi Tanjungpinang dapat diintegrasikan dengan program pelatihan kemasan, higienitas, hingga literasi keuangan. Pendekatan ini memperbaiki kualitas layanan, memperluas pasar, dan menjaga rantai pasok bahan baku. Pada sisi pembiayaan, kolaborasi dengan lembaga keuangan memungkinkan pembukaan rekening usaha cepat, serta akses pembiayaan mikro berbunga ringan. Pelatihan singkat soal pencatatan biaya dan stok digelar di tenda informasi, sehingga pelaku usaha dapat langsung mempraktikkan prinsip sederhana. Skema kurasi bersama komunitas memungkinkan produk terbaik tampil di gerai rujukan wisata, meningkatkan kepercayaan pembeli.
Baca juga : Taman Lansia Tanjungpinang Segera Dibangun 2026
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebut ajang ini sebagai satu dari empat festival unggulan dalam kalender Pesona Indonesia Kemenpar. Pengakuan ini meningkatkan visibilitas destinasi dan memperkuat narasi kota sebagai gerbang budaya dan bahari. Dengan sorotan media, Festival Kopi Tanjungpinang menjadi magnet promosi lintas platform. Sinkronisasi kalender membantu promotor menghindari benturan jadwal dan menjaga arus kunjungan merata sepanjang tahun. Media lokal dan nasional turut memperkuat eksposur, sementara pelaku industri menghubungkan paket sponsor dengan program komunitas. Publikasi antar media komunitas membantu. Kurasi lintas acara memberi ruang bagi tema kopi, budaya, dan bahari tampil bergilir, sehingga promosi tetap segar dan tidak monoton.
Ke depan, kolaborasi pemerintah daerah, pelaku pariwisata, dan komunitas kopi akan menentukan kesinambungan dampak. Agenda turunan—dari tur kebun, kelas cupping, hingga pasar malam tematik—bisa menambatkan pengalaman yang otentik. Dipadukan dengan akses transportasi dan paket wisata, Festival Kopi Tanjungpinang siap menggaet wisatawan berulang. Penguatan narasi destinasi dilakukan dengan kurasi cerita petani, peracik, dan pelaku jasa tur. Standar layanan, kebersihan, dan keselamatan menjadi perhatian utama agar pengalaman pengunjung tetap nyaman. Dengan evaluasi pasca acara, penyelenggara dapat memetakan perbaikan teknis untuk edisi berikutnya. Paket tematik lintas kecamatan dapat menggandeng pelaku seni, fotografer, dan pemandu lokal untuk memperkaya pengalaman pengunjung. Ekosistem promosi menjaga momentum.






