
Penerbangan Batik Air Tanjungpinang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) harus batal mendarat akibat cuaca ekstrem yang terjadi pada Selasa siang. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 11.05 WIB, ketika angin kencang menerjang kawasan bandara.
Menurut keterangan Section Head Of Airport Security and Service Bandara RHF, Rudy Sudrajat, pesawat terpaksa dialihkan ke Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Langkah ini diambil demi memastikan keselamatan seluruh penumpang dan kru penerbangan, mengingat kondisi angin yang dilaporkan sangat berisiko.
Berdasarkan informasi dari BMKG dan Airnav Tanjungpinang, saat pesawat hendak melakukan pendaratan, kecepatan angin mencapai 25 knot. Rudy menjelaskan bahwa setiap maskapai memiliki standar keselamatan masing-masing, dan keputusan akhir berada di tangan pilot. Situasi ini memaksa seluruh jadwal penerbangan selanjutnya untuk menyesuaikan kembali.
Penyebab Batalnya Pendaratan
Rudy menegaskan, Batik Air Tanjungpinang tidak dapat mendarat karena angin kencang yang melampaui ambang batas normal penerbangan. Untuk sebagian besar maskapai, kecepatan angin yang aman berada di bawah 20 knot, tergantung pada jenis pesawat dan prosedur operasi.
Dalam kasus ini, kecepatan angin yang tercatat mencapai 25 knot membuat risiko pendaratan menjadi tinggi. Selain itu, faktor visibilitas juga menjadi pertimbangan penting, karena angin kencang sering disertai dengan pergeseran awan dan hujan ringan. Rudy mengatakan, koordinasi antara pihak bandara, Airnav, dan BMKG berlangsung cepat untuk memastikan prosedur pengalihan berjalan aman.
Akibat pengalihan ini, penumpang harus menunggu di Bandara Pekanbaru hingga jadwal keberangkatan kembali ditetapkan. Pihak maskapai juga telah menyiapkan layanan informasi serta kompensasi sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk menjaga kenyamanan penumpang selama menunggu.
Pihak Bandara RHF kini tengah melakukan evaluasi bersama maskapai untuk mengantisipasi kejadian serupa. Menurut Rudy, faktor cuaca tidak dapat diprediksi secara pasti, namun koordinasi cepat dapat meminimalisir risiko. Ia juga mengimbau penumpang untuk memahami bahwa keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap penerbangan, termasuk penerbangan Batik Air Tanjungpinang.\
Baca juga : Sekda Zulhidayat Sambut Wakil Jaksa Agung di Bandara RHF
Selain evaluasi internal, pihak bandara akan memperkuat sistem peringatan dini cuaca dan menambah jadwal pembaruan data dari BMKG. Hal ini diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih akurat kepada pihak maskapai dan penumpang.
Rudy menutup keterangannya dengan menegaskan bahwa pengalihan ke Pekanbaru merupakan langkah terbaik yang diambil dalam kondisi darurat. Ke depan, pihak terkait akan terus memonitor kondisi cuaca secara real-time agar penerbangan Batik Air Tanjungpinang dapat berjalan lancar dan aman sesuai jadwal.