Masterlima
Dua kantor media lokal di Provinsi Kepulauan Riau mengalami gangguan serius yang diduga sebagai bentuk teror digital. Insiden tersebut terjadi pada Minggu pagi, 28 Juli 2025, ketika ratusan pengemudi ojek online dari berbagai layanan seperti Gojek dan Grab mendatangi kantor Batamnews di Kota Batam serta Ulasan Network di Tanjungpinang. Mereka mengaku mendapat pesanan penjemputan barang dari sistem aplikasi, namun pihak media tidak pernah melakukan pemesanan apapun.
Kondisi ini menimbulkan kepanikan, kebingungan, dan kemacetan di sekitar lokasi kantor media. Sejumlah driver datang silih berganti, bahkan ada yang menunggu cukup lama untuk memastikan kebenaran order. Para pengemudi umumnya mendapat perintah dari aplikasi untuk mengambil dokumen atau paket dari kantor media dan mengantarkannya ke tempat lain, padahal pihak media sama sekali tidak mengenali order tersebut.
Pihak manajemen Batamnews memastikan bahwa mereka tidak pernah melakukan transaksi atau pemesanan layanan transportasi online pada waktu kejadian. Hal serupa juga dialami oleh tim Ulasan Network, yang mendapati banyak pengemudi datang secara tiba-tiba, mengaku hendak mengambil “koran” untuk dikirimkan ke Gedung Daerah. Padahal Ulasan merupakan media online, bukan penerbit surat kabar cetak.
Diduga Teror Terselubung terhadap Media
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran bahwa terdapat upaya terstruktur untuk mengganggu aktivitas jurnalistik kedua media tersebut. Pihak redaksi menduga adanya indikasi kuat bahwa order fiktif ini bukan kebetulan, mengingat pola serangannya terjadi bersamaan, dengan modus serupa, dan dalam kurun waktu yang berdekatan.
Pengelola Batamnews dan Ulasan Network mengecam aksi ini dan menilai bahwa kejadian tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk intimidasi atau teror terselubung. Mereka mengaku tengah mengkaji langkah hukum dan telah melakukan pendataan terhadap para pengemudi yang datang, termasuk merekam kronologi kejadian sebagai bagian dari dokumentasi internal.
Kerugian tak hanya dialami media, tetapi juga para pengemudi ojek online. Mereka telah meluangkan waktu, tenaga, dan bahkan sebagian mengalami kerugian materiil karena mengikuti pesanan fiktif. Situasi ini juga berdampak pada kepercayaan terhadap sistem aplikasi dan potensi gangguan keamanan di lokasi kantor yang menjadi target.
Desakan Investigasi dan Respons Komunitas Pers
Menyikapi kejadian tersebut, komunitas pers di Kepulauan Riau memberikan dukungan moral kepada kedua media. Beberapa pengelola media lokal mendesak perusahaan aplikasi untuk segera mengusut akun-akun pemesan palsu dan menyerahkannya kepada aparat penegak hukum. Mereka menilai bahwa serangan digital seperti ini tidak bisa ditoleransi karena mengancam kebebasan pers dan keselamatan jurnalis.
Organisasi jurnalis lokal juga menyerukan kepada kepolisian untuk menindaklanjuti insiden ini sebagai kasus serius, karena dapat menjadi preseden buruk apabila dibiarkan. Selain itu, masyarakat juga diimbau tidak mudah percaya terhadap informasi pemesanan atau pengambilan barang dari institusi tertentu tanpa konfirmasi yang sah.
Baca juga : UPTD Parkir Tanjungpinang Baru Capai 48 Persen Target 2025
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa serangan terhadap media kini tak hanya hadir dalam bentuk fisik atau pemberedelan, tetapi juga melalui skema digital yang dirancang untuk melemahkan operasional, menebar ketakutan, dan mengganggu kredibilitas pemberitaan.
