
Inisiatif inovatif dari Perpustakaan AIRA kini hadir di tengah masyarakat dengan membuka perpustakaan rumah ibadah Tanjungpinang di 19 titik Kelurahan Air Raja. Program ini diresmikan Senin lalu, di lokasi utama Perpustakaan AIRA, sebagai upaya mendorong literasi yang mudah diakses warga.
Perpustakaan Rumah Ibadah Tanjungpinang: Inisiatif AIRA untuk Literasi Lokal
Program perpustakaan rumah ibadah Tanjungpinang dirancang agar bacaan berkualitas hadir dekat dengan warga, terintegrasi dalam aktivitas keagamaan sehari-hari. Koleksi buku diletakkan di area masjid, gereja, dan pura, memudahkan warga berbagai usia membaca di tempat yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial mereka.
Ketua Perpustakaan AIRA, Muthia Rasyiahana, menyampaikan, “Kami ingin budaya membaca hadir di ruang ibadah, memperkaya aktivitas warga setelah beribadah.”
19 Lokasi Perpustakaan Rumah Ibadah Tanjungpinang Diluncurkan
Program perpustakaan rumah ibadah Tanjungpinang ini resmi dibuka serentak di 19 rumah ibadah. Lokasi seperti Masjid Al-Huda, Gereja Santo Yosef, dan Pura Agung ikut menjadi bagian dari program literasi ini.
“Semoga perpustakaan ini menjadi sumber ilmu dan meningkatkan minat baca warga,” ujar Muthia.
Buku yang tersedia sangat beragam, mulai dari literatur umum, buku anak, hingga buku keagamaan dan pendidikan karakter.
Dampak Nyata untuk Komunitas Air Raja
Sejak pilot project berjalan awal Mei, kehadiran perpustakaan rumah ibadah Tanjungpinang terbukti mendorong budaya membaca. Kunjungan warga meningkat 45% dalam dua bulan terakhir. Orang tua membawa anak mereka membaca buku setelah salat atau ibadah mingguan.
Sebagian besar pengunjung adalah pelajar SD hingga SMP yang memanfaatkan waktu sebelum pulang sekolah. Bahkan beberapa mahasiswa mulai memanfaatkan koleksi buku referensi yang tersedia.
Kolaborasi Perpustakaan AIRA dan Rumah Ibadah Tanjungpinang
Kunci sukses program rumah ibadah Tanjungpinang terletak pada sinergi antar elemen masyarakat. Pengurus masjid, gereja, pura, serta ketua lingkungan bersama relawan AIRA menyusun jadwal operasional, sistem peminjaman, hingga pengaturan donasi buku.
Pak Ahmad, pengurus Masjid Al-Huda mengatakan, “Warga sangat terbantu. Perpustakaan rumah ibadah ini sekaligus mendorong anak-anak memanfaatkan waktu luang dengan positif.”
Relawan dan Kisah Inspiratif Warga
Program pembangunnan ini juga melibatkan puluhan relawan yang bertugas menjaga perpustakaan.
Siti Nur (14 tahun), siswa SMP setempat mengatakan:
“Saya senang baca komik sejarah dan buku bahasa Inggris di sini. Tempatnya nyaman, tidak jauh dari rumah.”
Bagi banyak keluarga, kehadiran perpustakaan ini menjadi ruang belajar informal yang positif.
Tantangan Awal dan Langkah Pengembangan AIRA
Meski berjalan lancar, AIRA mencatat sejumlah tantangan:
- Keterbatasan koleksi buku populer
- Jumlah relawan terbatas
- Ketersediaan ruang penyimpanan buku di rumah ibadah
Sebagai solusi, AIRA membuka program donasi buku, merekrut relawan tambahan, serta menjajaki kemitraan dengan pihak sekolah dan perusahaan lokal.
Dukungan Pemerintah untuk Literasi Komunitas
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tanjungpinang memberikan apresiasi atas program ini. Pemerintah berkomitmen menyalurkan tambahan koleksi bacaan melalui skema pembinaan literasi lokal.
Pj Wali Kota Tanjungpinang dijadwalkan menghadiri penyerahan bantuan buku tahap kedua pada akhir bulan.
Pentingnya Literasi Berbasis Komunitas di Era Digital
Meski era digital mendominasi, buku fisik tetap relevan, khususnya untuk anak-anak yang membutuhkan sentuhan awal dalam budaya membaca. Perpustakaan menjadi wadah tepat untuk menanamkan kecintaan baca sejak dini, sekaligus memperkuat nilai spiritual dan sosial.
Perpustakaan Rumah Ibadah Tanjungpinang Sebagai Model Nasional
Sejak berdiri, AIRA terus bertransformasi menjadi pusat edukasi komunitas berbasis inklusi sosial. Melalui program perpustakaan di Tanjungpinang, mereka berharap model ini bisa direplikasi di berbagai kota Indonesia.
“Semoga Tanjungpinang menjadi kota literasi berbasis rumah ibadah pertama yang menginspirasi,” harap Muthia.
Kehadiran perpustakaan di Tanjungpinang merupakan terobosan cerdas memperluas akses literasi. Dengan dukungan relawan, pemerintah, dan masyarakat, AIRA berhasil menghadirkan budaya baca yang inklusif dan dekat dengan kehidupan sehari-hari warga Air Raja.
Program ini membuktikan bahwa literasi bisa dibangun bukan hanya dari gedung megah, tapi dari ruang-ruang sederhana yang dimiliki bersama oleh komunitas.
Baca Juga:
Tips Meningkatkan Kemampuan Analitis di Era Informasi Digital