Banjir Batu 9 Tanjungpinang merendam Perumahan Taman Harapan Indah (THI) di Tanjungpinang Timur pada Minggu, 28 Desember 2025. Hujan deras sekitar pukul 11.30 hingga 12.30 WIB membuat genangan naik cepat hingga kira-kira 50 sentimeter. Air masuk ke beberapa rumah, sehingga warga mengangkat perabot dan menutup celah pintu agar luapan tidak bertambah. Dalam waktu singkat, halaman dan akses keluar-masuk perumahan berubah menjadi aliran air keruh.
Di depan perumahan, genangan tinggi dan dua mobil warga dilaporkan ikut terendam karena tidak sempat dipindahkan. Seorang warga, Robby, menyebut banjir datang mendadak dan drainase tak sanggup menampung debit air saat hujan intens, sehingga arus di Jalan DI Panjaitan tersendat dan beberapa motor mogok. Warga sekitar Masjid Zulfirdaus mengaku sandal jemaah terseret arus ketika air meluas. Banjir Batu 9 Tanjungpinang ini memunculkan tuntutan perbaikan drainase yang terukur dan konsisten dari pemerintah daerah agar rumah dan akses jalan tetap aman saat hujan lebat.
Dampak ke Rumah dan Kendaraan Terlihat Dalam Hitungan Menit
Warga mengaku air mengalir dari jalan menuju gang-gang perumahan, lalu menggenangi teras dan ruang depan. Beberapa keluarga memindahkan elektronik ke tempat lebih tinggi, sementara anak-anak diminta tetap di dalam rumah. Di titik yang lebih rendah, arus membuat selokan meluap dan membawa lumpur serta sampah ke halaman. Sejumlah penghuni menahan luapan dengan papan dan kain pel di bawah pintu agar air tidak cepat masuk, terutama di bagian terendah kompleks.
Di depan kompleks, dampak Banjir Batu 9 Tanjungpinang terlihat pada kendaraan yang terjebak genangan. Warga menyebut dua mobil terendam hingga bagian bawah pintu, sehingga pemiliknya khawatir mesin kemasukan air dan kerusakan bertambah. Setelah hujan mereda, sebagian warga membantu mendorong kendaraan dan membersihkan lumpur agar akses tidak tertutup. Pemilik kendaraan juga mulai mendata kerusakan, menghubungi bengkel, dan mengurus langkah perbaikan yang aman.
Gangguan juga terasa pada mobilitas harian karena jalan utama di sekitar Batu 9 sempat sulit dilalui. Pengendara motor memilih memutar atau berhenti menunggu air surut, sementara beberapa kendaraan mogok di lintasan yang tergenang. Dalam Banjir Batu 9 Tanjungpinang ini, warga mengingatkan agar pengemudi tidak menerobos genangan dalam agar tidak memicu gelombang yang masuk ke rumah. Petugas dan warga setempat mengatur laju kendaraan secara bergantian untuk mencegah kemacetan dan kecelakaan.
Warga menilai inti persoalan ada pada kapasitas drainase yang tidak sebanding dengan intensitas hujan. Saat debit tinggi datang bersamaan, saluran cepat penuh dan air mencari jalur terendah menuju permukiman. Endapan lumpur dan sampah rumah tangga disebut memperparah aliran karena menutup mulut gorong-gorong di beberapa titik. Di beberapa ruas, air juga tertahan di tikungan saluran sehingga terjadi limpasan balik ke jalan dan pekarangan.
Baca juga : Drainase Kota Lama Tanjungpinang Jadi Sorotan Warga
Sejumlah penghuni meminta penataan ulang kontur saluran, pembersihan berkala, dan penambahan titik resapan di area padat bangunan. Mereka juga mendorong evaluasi sambungan drainase antarperumahan agar aliran tidak berhenti di satu titik. Menurut warga, Banjir Batu 9 Tanjungpinang seharusnya menjadi dasar pembaruan peta rawan banjir dan penentuan prioritas kerja lapangan. Usulan lain adalah normalisasi saluran utama dan memastikan anggaran pemeliharaan tersedia sepanjang tahun, bukan musiman, dengan memperlebar saluran dan menambah inlet baru.
Di tingkat lingkungan, warga mengusulkan jadwal gotong royong untuk membersihkan selokan sebelum puncak musim hujan. Mereka meminta pemerintah menertibkan pembuangan sampah sembarangan dan memastikan proyek perbaikan drainase diawasi hingga tuntas. Selain solusi fisik, warga berharap ada sistem peringatan dini berbasis informasi cuaca agar persiapan evakuasi kendaraan bisa dilakukan lebih cepat. Warga juga mengusulkan kanal pelaporan cepat agar titik sumbatan segera ditangani saat hujan mulai turun kembali.







