Pusat Industri Tanjungpinang menjadi fokus penguatan ekonomi daerah ketika pemerintah menyiapkan dompet kebijakan untuk kawasan industri baru di Kepri. Pada tahap awal, Tanjungpinang diarahkan mengonsolidasikan pemetaan lahan dan kebutuhan utilitas agar investor mendapat kepastian layanan. Dompak dan Senggarang disebut sebagai kantong prioritas yang akan dipadukan dengan sistem perizinan terpadu dan standar lingkungan yang ketat demi menjaga daya saing.
Agenda ini ditopang rencana tahapan pengembangan yang mengaitkan kesiapan infrastruktur dasar, kemudahan akses pelabuhan, serta jejaring pemasok lokal. Pusat Industri Tanjungpinang ditargetkan menampung kegiatan pengolahan bernilai tambah, dari logam ringan, komponen elektronik, hingga turunan perikanan. Pemerintah kota menekankan transparansi proses, pengendalian tata ruang, serta kolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil sehingga manfaat mengalir ke warga.
Tahapan Dompak dan Senggarang Serta Kesiapan Infrastruktur
Pemerintah menyiapkan rencana detail untuk Dompak dan Senggarang yang mencakup pengukuran lahan, pematangan akses jalan, ketersediaan listrik, air, dan jaringan telekomunikasi. Skema layanan satu pintu ditata untuk mempercepat izin usaha, Amdal, dan konstruksi, termasuk insentif fiskal daerah yang terukur. Pusat Industri Tanjungpinang diposisikan sebagai hub manufaktur baru yang melengkapi ekosistem Batam, Bintan, dan Karimun, sekaligus membuka peluang kemitraan dengan IKM setempat.
Penataan kawasan dirancang mengutamakan efisiensi logistik dan standar hijau, seperti pengelolaan air limbah, pengurangan emisi, dan pemanfaatan energi surya atap. Konektivitas pelabuhan dan bandara menjadi kunci untuk memperpendek waktu tempuh barang. Pemerintah menargetkan kepastian tata ruang agar investor dapat memulai konstruksi tanpa hambatan. Dalam kerangka yang sama, Pusat Industri Tanjungpinang diarahkan menjadi rantai pasok yang mampu memasok kebutuhan ekspor regional secara konsisten.
Strategi penarik modal mencakup promosi terarah pada segmen industri ramah lingkungan, elektronika, serta pengolahan hasil laut bernilai tambah. Pemda menyiapkan pusat pelatihan singkat berbasis kebutuhan pabrikan, memadukan sertifikasi, keselamatan kerja, dan magang di pabrik mitra. Pusat Industri Tanjungpinang ikut menggerakkan permintaan jasa penunjang seperti logistik, keamanan, hingga perawatan mesin, yang memperluas kesempatan usaha lokal dan menyerap tenaga kerja muda.
Dampak ekonomi diharapkan terlihat pada kenaikan investasi, peningkatan kontribusi pajak daerah, dan bertambahnya rantai pasok Kepri. Pemerintah juga memasukkan indikator sosial seperti keterlibatan UMKM pemasok, kesetaraan upah, dan akses transportasi pekerja. Dengan pengawasan berkala, Pusat Industri Tanjungpinang diharapkan menjaga keseimbangan pertumbuhan dan lingkungan, sehingga industri tumbuh berkelanjutan sekaligus memperkuat posisi Tanjungpinang sebagai simpul baru ekonomi provinsi.






