Ekonomi Kedai Kopi tanjung pinang menjadi sorotan setelah BPS Kepri menyebut jaringan kedai sebagai penggerak utama ekonomi Kota Tanjungpinang. Dalam sosialisasi Sensus Ekonomi, BPS menilai budaya ngopi yang kuat memperbesar perputaran belanja harian sekaligus menumbuhkan usaha pendukung dari roaster, pastry, hingga event kreatif. Di pusat kota sampai kawasan pemukiman, kedai berperan sebagai simpul pertemuan warga, wisatawan, dan komunitas, menciptakan efek berganda pada logistik, jasa kebersihan, hingga transport daring. Dengan ekosistem yang makin rapi, kota memetik manfaat dari pajak, retribusi, dan tumbuhnya lapangan kerja berbasis layanan.
BPS mencatat lebih dari 600 kedai aktif, angka yang menunjukkan daya tahan sektor ini menghadapi perubahan musim wisata. Pemerintah daerah pun menautkan promosi kuliner dan agenda pariwisata agar kunjungan menyebar merata sepanjang pekan. Dukungan data membuat penataan zonasi, jam operasional, dan pengelolaan ruang parkir lebih terukur sehingga manfaat ekonomi menyentuh pelaku UMKM di sekitarnya. Ekonomi kedai yang sehat memperbaiki sirkulasi belanja lokal dan memperkuat identitas kota.
Data, Peluang, dan Daya Saing UMKM
BPS menekankan pentingnya pendataan menyeluruh—profil kedai, sumber bahan baku, dan rantai pasok—untuk membaca peta permintaan. Dengan peta ini, pelaku dapat memilih model kedai, dari specialty coffee hingga warung kopi rakyat, sambil menjaga harga terjangkau. Pemerintah daerah menyiapkan pelatihan keamanan pangan, pencatatan keuangan, dan pemasaran digital agar skala usaha naik kelas. Dalam promosi kota, festival kopi, bazar UMKM, dan tur kuliner dipakai sebagai magnet kunjungan.
Akses pembiayaan turut dibenahi melalui skema kredit ringan dan penjaminan, sementara platform pemesanan online memperluas jangkauan pelanggan. Di tahap operasional, pengelolaan limbah kopi dan pengurangan plastik sekali pakai menjadi standar baru. Dengan dorongan ini, Ekonomi Kedai Kopi tumbuh lebih efisien sekaligus berwawasan lingkungan. Kolaborasi antara pelaku kopi, pengrajin, dan komunitas kreatif menambah ragam produk oleh-oleh, memperkuat daya saing Tanjungpinang di pasar wisata domestik.
Baca juga : Kedai Kopi Tanjungpinang Pacu Ekonomi, Lis Gandeng BPS
Arus wisata menguatkan kebutuhan pengalaman otentik—menu lokal, cerita asal biji, dan penataan interior bertema sejarah kota. Paket tur yang menghubungkan kedai dengan titik heritage membantu memperpanjang lama tinggal dan belanja. Di sisi tenaga kerja, pelatihan barista, pastry dasar, dan hospitality meningkatkan kualitas layanan, sekaligus membuka jalur karier anak muda. Standar upah, shift sehat, dan keselamatan kerja dijaga agar produktivitas berkelanjutan.
Ke depan, strategi kota mencakup penataan signage, jalur pejalan kaki, serta titik parkir terukur di pusat kuliner. Integrasi agenda musik dan seni pertunjukan menghadirkan ruang ekspresi yang aman dan ramah keluarga. Dengan promosi yang konsisten, Ekonomi Kedai Kopi memperkuat brand kota sebagai destinasi hangout dan kuliner. Dukungan data BPS memastikan kebijakan tepat sasaran sehingga manfaat ekonomi menyebar dari pusat kota hingga kelurahan.






