Oskar Sihombing
Gerakan Literasi Tanjungpinang mendapat dorongan baru setelah Bunda Literasi Yuniarni Pustoko Weni mengapresiasi capaian komunitas dan sekolah, lalu mengajak warga menjadikan membaca sebagai kebiasaan harian. Dalam rangkaian festival literasi, ia menekankan pentingnya layanan yang inklusif, koleksi relevan, dan kegiatan kreatif agar minat baca tumbuh konsisten di kalangan pelajar dan keluarga.
Momentum apresiasi ini direspons pemkot dengan penataan agenda literasi yang lebih terukur. Pelatihan pengelola, pendampingan pojok baca kelurahan, serta kolaborasi dengan komunitas menjadi prioritas tahun berjalan. Gerakan Literasi Tanjungpinang juga diarahkan menyasar ruang publik melalui kelas resensi, lomba literasi digital, dan sesi mendongeng yang ramah anak. Dengan orkestrasi yang rapi, ekosistem membaca diharapkan semakin hidup dan merata.
Program, Ekosistem, dan Kolaborasi Lapangan
Dinas perpustakaan menambah jam layanan, memperbarui koleksi anak dan sains populer, serta mengaktifkan mobil layanan keliling ke permukiman padat. Sekolah didorong memasukkan tugas proyek membaca antar-mata pelajaran agar literasi tidak berhenti di jam bahasa. Komunitas lokal menyiapkan sudut baca di kafe, ruang tunggu, dan taman, sementara pelaku usaha mendukung lewat donasi buku serta perangkat pojok baca yang mudah diakses keluarga.
Kualitas layanan dijaga melalui kurasi koleksi, panduan administrasi pemustaka, dan pelatihan pencatatan statistik kunjungan. Pemerintah memetakan minat baca per-kelurahan untuk menentukan lokasi pojok baru dan rute mobil perpustakaan. Gerakan Literasi Tanjungpinang mendapat kanal promosi terpadu agar informasi kegiatan tidak terputus, sekaligus membuka peluang sponsor bagi bazar buku, kelas penulisan, hingga klub membaca remaja. Dengan mekanisme ini, program berjalan transparan, terukur, dan bisa diaudit publik.
Baca juga : Literasi Melayu Tanjungpinang RDK Award Dapat Apresiasi
Target jangka pendek mencakup kenaikan anggota aktif, frekuensi peminjaman, dan partisipasi kelas resensi. Panel data ringkas menampilkan perkembangan indikator tersebut sebagai dasar evaluasi triwulan. Di sisi akses, layanan ramah difabel diperluas melalui rak mudah jangkau, huruf besar, serta sesi membaca bersama. Perpustakaan kelurahan yang berprestasi memperoleh insentif untuk memperkuat operasional dan memperbanyak kegiatan keluarga.
Jangka menengah, kota menambah titik pojok baca, memperbarui perangkat digital katalog, dan memperluas rute mobil keliling ke kawasan pesisir. Kurikulum pendampingan pengelola disiapkan bersama perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu layanan dan literasi informasi. Gerakan Literasi Tanjungpinang akan dipantau lewat indikator kehadiran, kepuasan pemustaka, serta dampak kegiatan pada kebiasaan membaca rumah tangga. Dengan kolaborasi lintas pihak yang konsisten, budaya membaca di kota ini diharapkan tumbuh berkelanjutan dan melahirkan komunitas belajar yang kuat.
