Masterlima
Keberagaman Budaya Tanjungpinang kembali ditekankan pemerintah kota sebagai kekuatan sosial yang menyatukan warga. Dalam audiensi bersama komunitas perantau dan pelaku seni, Wali Kota Lis menegaskan dukungan pada kegiatan budaya yang inklusif, transparan, dan membawa manfaat nyata. Pesan utama yang disorot adalah merawat persaudaraan di tengah perbedaan, sekaligus memastikan setiap program mendapat ruang partisipasi publik.
Di tingkat layanan, pemkot menyiapkan skema pendampingan bagi paguyuban dan sanggar, mulai dari fasilitasi perizinan, pembinaan manajemen acara, hingga akses promosi. Sekolah dan kampus diajak memperluas kurikulum muatan lokal, agar generasi muda memahami akar tradisi sekaligus terbuka pada inovasi. Pemerintah mendorong ruang temu lintas komunitas sehingga dialog, edukasi, dan pertunjukan dapat berjalan terukur, tertib, serta berdampak pada ekonomi warga.
Langkah pemkot dan agenda kolaborasi
Program kerja diarahkan pada tiga sasaran: literasi budaya, tata kelola acara, dan dampak ekonomi. Dinas terkait menyusun kalender kegiatan tahunan yang menggabungkan pameran kuliner, workshop kriya, dan pertunjukan lintas etnik. Pelaku UMKM difasilitasi mengikuti kurasi, pelatihan kemasan, hingga akses pembayaran non-tunai agar penjualan tertata. Komunitas kreatif mendapat pendampingan hak cipta, lisensi musik, dan standar keselamatan panggung. Semua proses dilaporkan melalui kanal resmi untuk menjamin akuntabilitas.
Dalam skema kemitraan, sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas religius diajak menjadi tuan rumah kelas terbuka dan laboratorium budaya. Museum daerah menyiapkan tur edukatif, sementara pelabuhan dan bandara digarap sebagai etalase penyambutan. Di setiap materi promosi, narasi utamanya adalah persatuan dalam keberagaman, dengan sorotan pada etika lintas budaya. Demi menjaga kesinambungan, satu agenda unggulan akan dipilih tiap kuartal sebagai lokomotif, sembari memastikan Keberagaman Budaya Tanjungpinang hadir dalam kegiatan level kelurahan.
Baca juga : Cagar Budaya Hulu Riau Nyaris Tenggelam di Tanjungpinang
Manfaat yang ditargetkan meliputi naiknya kunjungan acara, peningkatan omzet UMKM, serta terbukanya kerja paruh waktu bagi pelajar sebagai pemandu atau kru teknis. Kelurahan diminta memetakan talenta lokal—penari, pemusik, kuliner—agar mudah dihubungkan dengan panitia. Pemerintah menyiapkan dukungan logistik dasar seperti tenda, sound system standar, dan pengelolaan kebersihan. Pengukuran kinerja dilakukan melalui survei kepuasan, data transaksi digital, dan keterlibatan relawan.
Ke depan, pemkot merancang peta jalan tiga tahun: tahun pertama fokus fondasi tata kelola, tahun kedua ekspansi jejaring dan promosi, tahun ketiga konsolidasi kualitas dan publikasi riset dampak. Festival tematik diusulkan sebagai payung promosi lintas musim, diikuti lokakarya pengarsipan digital untuk melindungi naskah, motif, dan resep tradisi. Dengan ekosistem yang tertata, Keberagaman Budaya Tanjungpinang diharapkan kian menjadi modal sosial yang memperkuat kebersamaan, mendorong ekonomi kreatif, dan menjaga harmoni kota bagi generasi mendatang.
