
Kolaborasi Pendidikan Agamis menjadi pesan utama Sekda Tanjungpinang, Zulhidayat, saat menghadiri pelantikan Pengurus Daerah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Pemerintah kota menegaskan komitmen membuka ruang sinergi dengan sekolah, orang tua, dan komunitas agar pembinaan karakter, literasi keagamaan, serta kedisiplinan siswa berjalan terarah.
Dalam sambutannya, Sekda menilai peran JSIT strategis untuk memperkuat tata kelola satuan pendidikan, dari penguatan kurikulum berkarakter hingga pembiasaan kegiatan sosial. Pemko menyiapkan dukungan program lintas OPD, termasuk pelatihan guru, kampanye anti-perundungan, dan layanan konseling. Pelantikan pengurus dipandang sebagai momentum menyatukan agenda pemerintah kota dengan jaringan sekolah agar layanan pendidikan makin inklusif dan terukur dampaknya bagi peserta didik.
Detail Pelantikan, Arah Program, dan Dukungan Pemko
Acara pelantikan PD JSIT Tanjungpinang menandai konsolidasi program penguatan karakter berbasis nilai keagamaan. Pengurus baru diminta menajamkan peta kebutuhan sekolah: peningkatan kompetensi guru, pengelolaan kelas yang aman, dan integrasi kegiatan literasi keagamaan ke kalender akademik. Pemerintah kota menyiapkan forum koordinasi rutin untuk menyelaraskan kegiatan sekolah dengan program pembinaan remaja, termasuk kampanye etika digital dan pendampingan orang tua.
Sektor teknis juga diperkuat: pelatihan manajemen sekolah, penguatan tata kelola keuangan BOS, serta pengembangan perangkat asesmen karakter. Dinas pendidikan mendorong kolaborasi dengan lembaga psikologi dan puskesmas untuk layanan konseling preventif. JSIT diharapkan memperluas jejaring dengan masjid, lembaga zakat, dan komunitas kepemudaan guna mengadakan bakti sosial, beasiswa, serta kelas keterampilan. Dengan kerangka ini, Kolaborasi Pendidikan Agamis diposisikan sebagai payung kerja bersama yang fokus pada hasil belajar, perilaku positif, dan budaya sekolah yang sehat.
Baca juga : Pengangkatan PPPK Tanjungpinang, Menunggu Arahan Pusat
Bagi sekolah, sinergi membuka akses peningkatan mutu: supervisi akademik yang terukur, program pengembangan guru berkelanjutan, dan kurikulum proyek profil pelajar yang menggabungkan nilai moral, kepedulian sosial, dan literasi digital. Orang tua didorong memperkuat komunikasi rumah–sekolah melalui kelas parenting, panduan pendampingan gawai, serta kesepakatan jam belajar agar anak memiliki lingkungan yang konsisten.
Komunitas menjadi mitra penting untuk perluasan dampak. Program relawan, klub literasi, dan kegiatan kewirausahaan pelajar dapat digelar lintas kelurahan. Pemerintah kota menyiapkan indikator pemantauan: kehadiran siswa, iklim sekolah, partisipasi orang tua, hingga capaian proyek sosial. Hasil evaluasi berkala menjadi dasar penyesuaian anggaran dan skala program. Dengan tata kelola yang transparan dan akuntabel, Tanjungpinang menargetkan peningkatan kualitas layanan pendidikan sekaligus penguatan karakter generasi muda. Pada akhirnya, kolaborasi ini diharapkan mengakselerasi visi kota religius dan berdaya saing, sejalan dengan arah Kolaborasi Pendidikan Agamis yang disampaikan dalam pelantikan JSIT.