Kuliner Tradisional Melayu Riau yang Hampir Punah: Kapan Lagi Bisa Menikmatinya?

Modernisasi yang melaju cepat telah mengubah banyak hal—termasuk warisan kuliner. Di tengah kemajuan zaman, kuliner tradisional Melayu di Kepulauan Riau kian terpinggirkan. Resep-resep yang dahulu diwariskan turun-temurun kini mulai dilupakan. Sebagian karena bahan bakunya langka, sebagian lain karena prosesnya rumit dan memakan waktu.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kuliner khas Melayu Riau yang hampir punah, serta upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikannya.

Ringkasan

Menu LokalStatus LangkaCatatan
Kue AsidaHampir terlupakanWarisan tradisional Ukui, Riau utara
Kerabu ikan buntalHampir hilangTingkat kesulitan pengolahan ikan buntal tinggi
Emping, Opok-opok, Kebebe, dll.Sangat jarang ditemuiKuliner Melayu klasik yang mulai punah
Mie Tarempa LembabLangkaAsli Anambas, diminati tapi makin terbatas
Deram-Deram, Luti Gendang, Otak-Otak BatamTerpinggirkanMasih dikenal lokal, perlu disosialisasikan lagi
Kue ApamRentan terlupakanSimbol tradisi Lingga-Riau

Apa yang Dimaksud “Hampir Punah”?

Sebuah kuliner bisa disebut hampir punah bila:

  • Bahan bakunya sulit ditemukan
  • Proses pembuatannya rumit dan tidak efisien di zaman modern
  • Jarang dimasak atau dikonsumsi masyarakat saat ini
  • Tidak tersedia di tempat umum seperti pasar, restoran, atau acara adat

Daftar Kuliner Tradisional Melayu yang Mulai Langka

Berikut beberapa contoh makanan khas Melayu dari Riau yang kini semakin jarang dijumpai:

1. Kue Asida

Kue Asida

Asida adalah kue manis khas Melayu yang dahulu sering disajikan saat berbuka puasa. Kini, sangat jarang ditemukan, bahkan di daerah asalnya seperti Ukui, Pelalawan.

2. Kerabu Ikan Buntal

Kerabu Ikan Buntal

Salad eksotis berbahan dasar ikan buntal. Meski lezat, pengolahannya berisiko karena ikan buntal mengandung racun. Banyak orang enggan mencoba karena tidak tahu cara memasaknya.

3. Mie Tarempa Lembab

Mie Tarempa Lembab

Versi basah dari Mie Tarempa ini semakin jarang ditemukan. Lebih banyak restoran hanya menyajikan versi kering. Padahal, versi lembab memiliki cita rasa gurih yang khas.

4. Kebebe

Kebebe

Olahan jeroan khas Melayu yang biasa disajikan pada perayaan adat. Karena bahan dan proses yang panjang, kini hanya bisa ditemui di acara tertentu saja.

5. Luti Gendang

Luti Gendang

Roti goreng isi abon ikan khas Batam. Dulu populer sebagai sarapan, kini kalah bersaing dengan makanan modern dan jajanan instan.

6. Tepung Gomak

Tepung Gomak

Kue berbahan dasar tepung kacang hijau dan kelapa. Teksturnya legit, tapi sudah jarang dijual di pasar.

7. Deram-Deram

Deram-Deram

Kue berbentuk cincin, terbuat dari gula merah dan tepung beras. Kini hanya dibuat oleh sebagian kecil keluarga Melayu tua.

Mengapa Makanan Ini Terancam Punah?

Beberapa alasan mengapa kuliner Melayu ini jarang dikonsumsi lagi:

  • Bahan baku: Tidak tersedia di pasar modern atau minimarket.
  • Gaya hidup cepat saji: Proses memasak rumit kalah dengan makanan instan.
  • Kurangnya dokumentasi resep: Resep hanya diwariskan lisan, tidak ditulis atau disimpan secara digital.
  • Generasi muda tidak tertarik: Kurangnya edukasi dan promosi dari lembaga budaya dan sekolah.

Kenapa Harus Dilestarikan?

Melestarikan kuliner tradisional tidak hanya soal rasa. Ini juga tentang identitas budaya, sejarah leluhur, dan potensi ekonomi lokal. Kuliner bisa menjadi bagian dari pariwisata budaya, oleh-oleh khas, dan bahkan warisan tak benda UNESCO.

Langkah-Langkah Pelestarian

Beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah:

  • 📹 Mendokumentasikan resep lewat video dan artikel blog
  • 🍳 Membuat kelas memasak atau demo di sekolah dan festival
  • 🤝 Mengajak UMKM kuliner untuk menghidupkan kembali menu lawas
  • 🏷️ Memasukkan kuliner langka ke daftar promosi wisata daerah

Yuk, Jaga Warisan Rasa Kita!

Jika kita tidak mulai melestarikan hari ini, maka esok anak cucu kita hanya akan mengenal kuliner ini lewat cerita. Mulailah dari hal kecil: coba masak salah satunya, tuliskan resep dari nenek, atau bantu sebarkan artikel ini agar lebih banyak yang sadar pentingnya kuliner tradisional Melayu.

Baca Juga: Kuliner Malam Tanjungpinang yang Wajib Dicoba Wisatawan

Related Posts

Kuliner Sehat Tanjungpinang: Nikmat, Tradisional, dan Bergizi

Bagi banyak orang, Tanjungpinang dikenal sebagai kota pesisir yang kaya akan sejarah Melayu dan nuansa budaya yang kuat. Tapi siapa sangka, kota ini juga menyimpan kekayaan kuliner sehat Tanjungpinang yang…

Kuliner Malam Tanjungpinang: Surga Rasa di Bawah Gemerlap Lampu Kota

Di banyak kota besar, malam sering kali identik dengan gemerlap lampu dan hiruk-pikuk kendaraan. Namun, Tanjungpinang memberikan kesan yang berbeda. Ketika matahari terbenam dan aktivitas pasar mulai mereda, justru muncul…

You Missed

Kuliner Tradisional Melayu Riau yang Hampir Punah: Kapan Lagi Bisa Menikmatinya?

Kuliner Tradisional Melayu Riau yang Hampir Punah: Kapan Lagi Bisa Menikmatinya?

Maulid Nabi Penyengat: Teladan Akhlak dan Kebersamaan

Maulid Nabi Penyengat: Teladan Akhlak dan Kebersamaan

Kejari Tanjungpinang Limpahkan Pemalsuan Sertifikat Tanah

Kejari Tanjungpinang Limpahkan Pemalsuan Sertifikat Tanah

Dua Kapal Perintis Pelni Pindah ke Tanjung Maco Dompak

Dua Kapal Perintis Pelni Pindah ke Tanjung Maco Dompak

Gubernur Fokus Perbaikan Jalan Tanjungpinang Rampung

Gubernur Fokus Perbaikan Jalan Tanjungpinang Rampung

Progres Perbaikan Jalan Tanjungpinang Bintan Rampung

Progres Perbaikan Jalan Tanjungpinang Bintan Rampung