
Rencana pemindahan dua kapal perintis Pelni dari Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) ke Pelabuhan Tanjung Maco, Dompak, Tanjungpinang, kian konkret. Pelni bersama pemerintah daerah dan otoritas pelabuhan menegaskan perpindahan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sandar—kapal dapat langsung merapat ke dermaga, bongkar muat lebih cepat, dan antrian berkurang signifikan dibanding pola lego jangkar di depan SBP. Selain itu, integrasi tiket, area tunggu, dan akses transportasi darat dipersiapkan agar penumpang antarpulau mendapatkan layanan yang lebih tertib.
Koordinasi teknis dengan KSOP menjadi prasyarat, termasuk uji kedalaman alur, penataan navigasi, serta penambahan lampu dan rambu. Pemerintah daerah menyiapkan perbaikan sarana dasar pelabuhan, sementara Pelni menata ulang jadwal agar transisi tidak mengganggu perjalanan rutin. Jika seluruh komponen siap, operasional dari Tanjung Maco diharapkan memberi pengalaman naik kapal lebih nyaman, cepat, dan aman bagi warga Tanjungpinang dan pulau-pulau sekitar.
Kronologi, Alasan Pemindahan, dan Kesiapan
Gagasan pemindahan telah dibahas sejak awal tahun dengan rangkaian survei lapangan, inspeksi dermaga, serta simulasi sandar. Pemerintah daerah menilai Tanjung Maco lebih ideal karena alur masuk lurus, ruang manuver cukup, dan potensi pengembangan kawasan pelabuhan lebih luas. Bagi operator, waktu henti di pelabuhan menjadi lebih pendek, sehingga rotasi armada efisien dan reliabilitas jadwal meningkat. Pada saat yang sama, ruang SBP bisa difokuskan untuk kapal reguler berukuran lebih besar dan aktivitas komersial yang padat.
Di sisi layanan, Pelni menyiapkan integrasi penjualan tiket, area informasi, serta pengaturan parkir agar alur keberangkatan terkendali. Dalam masa transisi, rute pengantar penumpang akan disinkronkan dengan jam kedatangan kapal perintis Pelni untuk meminimalkan waktu tunggu. Penambahan petugas pandu, penataan jalur pejalan kaki, serta peningkatan kebersihan dermaga disiapkan sebagai standar baru. Tahapan ini memastikan keselamatan pelayaran terjaga, sekaligus mempercepat proses naik-turun penumpang di Tanjung Maco yang dirancang sebagai hub antarpulau.
Baca juga : Mesin Rusak Batal Berlayar, KM Sabuk Nusantara Ditunda
Pengalihan basis ke Tanjung Maco diperkirakan memperbaiki ketepatan waktu, memperpendek proses embarkasi, dan mengurangi biaya operasional. Pelaku usaha lokal di sekitar pelabuhan berpotensi menikmati efek ganda: arus penumpang yang meningkat, peluang kios UMKM, hingga permintaan jasa transportasi lanjutan. Pemerintah kota menyiapkan rekayasa lalu lintas di koridor akses agar bus, taksi, dan kendaraan pribadi dapat bergerak lebih tertib pada jam sibuk.
Dari sisi penumpang, informasi jadwal akan dipusatkan melalui kanal resmi, dengan pembaruan berkala mengenai layanan dua kapal perintis Pelni yang dialihkan. Pelni menekankan komitmen menjaga tarif terjangkau dan kualitas pelayanan, sembari membuka kanal pengaduan untuk merespons hambatan di lapangan. Jika uji teknis final dan serah terima KSOP selesai, uji coba operasional akan dimulai sebelum layanan penuh diberlakukan. Dengan skema ini, pemindahan kapal perintis Pelni ke Tanjung Maco diharapkan menjadi langkah strategis memperkuat konektivitas antarpulau, mendorong ekonomi maritim, dan menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih andal bagi masyarakat.