Masterlima
Dinas PUPR Kepri menyatakan perbaikan jalan Tanjungpinang Bintan pada sejumlah ruas prioritas telah mencapai tahap akhir. Klaim ini disampaikan setelah rangkaian pekerjaan fisik, penguatan drainase, dan pengaspalan ulang di koridor yang selama ini menjadi keluhan pengguna jalan. Otoritas menekankan keselamatan, kelancaran arus, serta kesiapan menghadapi musim hujan sebagai parameter evaluasi utama.
Di lapangan, Brigjen Katamso dilaporkan tuntas, dua titik box culvert di km 34 dan km 38 dinyatakan selesai, sementara pengaspalan koridor Jalan Nusantara Batu 13–batas kota terus dikebut. Melalui jadwal 180 hari kerja, pemerintah daerah menargetkan mutu layanan jalan provinsi meningkat dan manfaat perbaikan jalan Tanjungpinang Bintan segera dirasakan warga, pelaku usaha, hingga layanan publik yang bergantung pada mobilitas harian.
Lokasi, Progres, dan Tenggat
Pekerjaan dimulai dari titik rawan genangan dan kerusakan permukaan. Di Tanjungpinang, penyelesaian Brigjen Katamso diikuti penataan bahu jalan dan pembersihan saluran, sedangkan di Bintan, dua box culvert pada km 34 dan km 38 dituntaskan untuk memperlancar aliran air. Koridor Jalan Nusantara menjadi fokus berikutnya guna menjaga konektivitas Batu 13 menuju batas kota, dengan metode pelapisan ulang dan perbaikan lokal pada area yang mengalami retak serta penurunan.
Target operasional tetap 180 hari kerja, namun kontraktor diminta adaptif terhadap cuaca. Pemerintah menyiapkan inspeksi berkala untuk menjamin spesifikasi ketebalan, uji kepadatan, dan kualitas material terpenuhi. Laporan harian dan dokumentasi foto menjadi syarat pencairan termin. Langkah ini diharap meminimalkan komplain pascapekerjaan, sekaligus memastikan manfaat perbaikan jalan Tanjungpinang Bintan berumur panjang—terutama pada titik dengan lalu lintas barang dan angkutan umum yang padat.
Baca juga : Drainase Kota Lama Tanjungpinang Jadi Sorotan Warga
Alokasi APBD diarahkan ke paket pengaspalan, rehabilitasi gorong-gorong, serta pemeliharaan rutin. Pemerintah menekankan efisiensi belanja dengan memprioritaskan ruas bernilai ekonomi tinggi, seperti akses permukiman, pendidikan, fasilitas kesehatan, dan distribusi logistik. Setelah fisik utama selesai, pekerjaan lanjutan meliputi marka jalan, reflektor, rambu, dan penyiangan drainase agar daya layan tetap stabil sepanjang musim.
Bagi pengguna, dampak langsung diharapkan berupa waktu tempuh yang lebih singkat, penurunan biaya perawatan kendaraan, dan berkurangnya titik macet akibat genangan. Warga diminta aktif melapor bila menemukan kerusakan baru melalui kanal pengaduan resmi, sehingga tim cepat menjadwalkan tambal sulam sebelum kerusakan melebar. Ke depan, pemerintah menyiapkan audit mutu bersama pengawas independen untuk mengunci standar layanan. Dengan pendekatan ini, manfaat perbaikan jalan Tanjungpinang Bintan dapat terjaga, sedangkan paket pemeliharaan berkala memastikan setiap ruas kritis tidak kembali menurun setelah beban lalu lintas meningkat.
