
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Riau-Kepri menutup rangkaian Pekan Budaya Melayu Nusantara di Lapangan Pamedan Ahmad Yani, Tanjungpinang, Jumat (22/8/2025). Penutupan dihadiri Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Tamrin Dahlan, mewakili Wali Kota Lis Darmansyah.
Dalam sambutannya, Tamrin menyampaikan pesan penting bahwa budaya Melayu hidup setiap zaman harus terus dijaga. Ia menekankan peran Tanjungpinang sebagai Bunda Tanah Melayu yang berfungsi sebagai pusat literasi budaya sekaligus tameng pelestarian identitas Melayu. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang kebersamaan dan inovasi yang memberi warna bagi masyarakat.
Pekan Budaya Melayu Meriahkan Tanjungpinang
Pekan Budaya Melayu berlangsung sejak 19–22 Agustus 2025 dengan menampilkan beragam kegiatan. Acara ini menghadirkan pameran budaya, pentas seni, hingga perlombaan tradisional seperti tari persembahan, musikalisasi syair, congkak, gasing, akustik Melayu, fashion show, hingga permainan enggrang. Meski panitia inti hanya berjumlah lima orang, dukungan penuh dari Pemko Tanjungpinang, komunitas seni, sanggar budaya, dan masyarakat membuat acara berjalan lancar dan meriah.
Tamrin menegaskan, kebersamaan menjadi nilai utama dalam perhelatan ini. Ada yang kalah dan ada yang menang, tetapi semuanya menunjukkan bahwa budaya mampu menghadirkan persatuan. Menurutnya, generasi muda harus terus menyadari bahwa budaya Melayu hidup setiap zaman sehingga tidak boleh ditinggalkan. Selain menumbuhkan rasa cinta budaya, kegiatan ini juga dinilai mampu mendorong ekonomi kreatif dan sektor pariwisata di Kepulauan Riau.
Baca juga : Kapolda Kepri Kunjungan Kerja Perkuat Sinergi
Kepala BPK Wilayah IV Riau-Kepri, Jumhari, melalui Zulkifli menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam menjaga tradisi. Ia menyebut Pekan Budaya Melayu tidak hanya memperkuat identitas, tetapi juga membangun ekosistem kebudayaan yang berkesinambungan. Pemerintah, komunitas, pelaku seni, hingga sanggar budaya perlu bersinergi demi pelestarian nilai luhur ini.
Peran generasi muda menjadi sangat vital. Mereka adalah benteng masa depan yang harus diberi ruang berekspresi agar mampu mewarisi budaya leluhur. Dengan begitu, nilai tradisi tidak sekadar dikenang, melainkan menjadi bagian hidup sehari-hari. “Alhamdulillah, acara ini sukses berkat semangat bersama. Semoga semangat budaya Melayu hidup setiap zaman terus terjaga,” tutup Zulkifli.